25 April 2015

Pentas Tari Persembahan Yayasan Kesayan Ikang Papa dan Sanggar Paripurna Bona

Penampilan kesenian penyandang disabilitas (keterbatasan melihat, mendengar, bicara dan fisik) serangkaian HUT Kota Gianyar ke-244, di open stage Balai Budaya, Gianyar, (24/4) mengundang decak kagum penonton. Ditengah keterbatasan, mereka mampu menampilkan tabuh kreasi dan tari begitu apik dan tidak kalah dari orang normal.

Para penari penyandang disabilitas dari Yayasan Kesayan Ikang Papa Gianyar yang tidak bisa bicara dan mendengar, harus dipandu oleh pembina tari Ni Wayan Nyeri, S.ST, yang berdiri berhadapan dengan penari dan menggunakan gerakan tangan sebagai isyarat. Meski dipandu, penari dengan cekatan dan lemah gemulai bisa menyesuaikan gerakan tari dengan gambelan layaknya penari normal.

Pementasan diawali penampilan tabuh kreasi dari penyandang disibilitas tuna netra. Meski tidak bisa melihat, mereka mampu menabuh tanpa ada kesalahan. Selanjutnya, penabuh tuna netra mengiiringi Tari Pendet, Tari Gopala, Tari Cenderawasih, Tari Baris Tunggal dan Sekar Ibing yang dibawakan penyandang tuli bisu dari anak-anak Yayasan Kesayan Ikang Papa Gianyar.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, IGN Wijana mengungkapkan pementasan dari Yayasan Kesayan Ikang Papa sebagai bentuk kepedulian Pemkab Gianyar terhadap para penyandang disabilitas atau keterbatasan. Paling tidak memberikan ruang atau peluang bagi mereka untuk berkreativitas, karena mereka juga memiliki kelebihan di tengah keterbatasan mereka.

“Mari kita semua peduli kepada mereka yang memiliki keterbatasan, agar mereka memiliki semangat hidup dengan mengajak serta dalam setiap kegiatan di masyarakat,” ujarnya.

Sementara pembina tari Ni Wayan Nyeri, S.SP yang menjadi pemandu dalam pementasan tari mengaku, tidak begitu kesulitan dalam mengajar, karena rata-rata para penari sudah mengerti bahasa isyarat yang dia peragakan. Kendati demikian, kesabaran dan rasa kasih sayang menjadi kunci utama dalam mengajar dan membina mereka menabuh dan menari, karena bagaimanapun keterbatasan yang mereka miliki tentu memerlukan kesabaran karena harus dilakukan berulang-ulang untuk mencapai hasil yang baik.

“Mereka berlatih selama 1 bulan untuk bisa tampil pada HUT Kota Gianyar tahun ini,” jelas Ni Wayan Nyeri seraya menambahkan mereka juga kerap pentas pada acara-acara lain dan ngayah ketika odalan di pura.

Sementara itu diakhir acara, Sanggar Paripurna, Bona, mementaskan sebuah kreasi baru “Tektok” ciptaaan seniman asal Bona I Made Sidia. Garapan ini mengkombinasikan antara olah vokal dan gerak badan. Sama halnya tari Cak, "Tektok" menggunakan olah vokal berbunyi “Tek Tok – Tek Tok“ dari penari dan terus terdengar sepanjang pementasan. Garapan "Tektok" mengambil cerita Mahabrata  pada saat Pandawa dan Kurawa melakukan permainan judi sehingga Dewi Drupadi menjadi korban dari permainan judi itu.

I Made Sidia usai pementasan mengatakan, kreasi "Tektok" berasal dari bunyi jarum jam yang mempunyai makna bahwa waktu akan terus bergulir tanpa ada yang bisa menghentikan.

“Dengan menggunakan bunyi Tek-tok akan selalu mengiringi setiap peristiwa salah satunya pemainan judi Pandawa dan Kurawa,” terang Made Sidia. (Humas Gianyar/ww)

Gallery Photo :

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .