04 December 2015

Made Mahayastra Hadiri Gelar Budaya Keris Indonesia

Memperkuat jati diri bangsa melalui nilai luhur budaya keris Indonesia memang sangat diperlukan di masa modern. hal tersebut terungkap saat, Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra membuka dan mengapresiasi gelar budaya Keris Indonesia di Museum Neka, Jalan Raya Sanggingan, Ubud, Gianyar, (3/12).

 Ketua Panitia Gelar Budaya Keris Indonesia, Bambang Gunawan dari Yayasan Keris Brojobuwono Surakarta mengatakan, gelar budaya Keris Indonesia akan dilaksanakan selama empat hari, dimulai Kamis, (3/12) hingga Minggu, (6/12) mendatang. Pagelaran menghadirkan 29 sanggar keris se-Nusantara. Pagelaran dilaksanakan di areal Museum Neka, Ubud dengan pelbagai agenda, seperti, Gelar budaya keris Indonesia yakni pameran keris pusaka agung keraton-keraton Nusantara. pameran pelbagai ragam keris negara tetangga, serta karya seniman keris Indonesia. Workshop Keris, yakni tata cara pembuatan bilah keris oleh empu keris, Panre Amri asal Sulawesi Selatan, empu keris Padepokan Brojobuwono, Solo dan seniman keris, Pande Subrata asal Bali. “Akan ada tata taca pembuatan keris dengan teknik kolaborasi teknik tempa Bugis, Jawa dan Bali,”terangnya.

 Seminar keris akan memberikan pelbagai pemahaman ke masyarakat tentang jelajah keris Indonesia, yakni fungsi keris jaman dahulu dan jaman modern. memberikan pemahaman tentang sejarah dan makna keris agar dipahami secara utuh. Keris tidak hanya dipahami dalam bentuk fisik, namun aspek sejarah dan budayanya. Pelbagai pakem keris sesungguhnya sudah ada dan dibuatkan nyanyian oleh para empu keris pada jamannya, sehingga bisa ditentukan kapan keris itu dibuat tanpa menggunakan teknologi modern.  Pada acara Gelar budaya  juga akan dilaksanakan upacara Umbul Mantram, yakni pembuatan tiga buah keris dan hasilnya diserahkan ke pemilik Museum Neka, Kementrian Pemuda dan Olah Raga serta Gubernur Bali.   

Saat upacara pembukaan pagelaran di Aula Museum Neka, undangan disuguhkantarian keris, bahkan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon juga hadir selaku pemerhati keris. Acara juga dihadiri jajaran pemerintah Propinsi Bali, Jajaran Pemerintahan Pemkab Gianyar, tokoh puri di Ubud dan Peliatan, pemerhati keris dan puluhan tokoh masyarakat se-Nusantara. Setelah mempersembahkan tari keris serta upacara Umbul Mantram, selanjutnya undangan diajak melihat pembukaan pagelaran keris di dalam areal Museum Neka. “Saya berharap pemuda Indonesia memiliki keris hebat nusantara, sehingga bisa merasakan budaya dan hormat pada nilai peninggalan leluhur,”imbuhnya.

 Pemilik Museum Neka, Pande Wayan Suteja Neka mengatakan bahwa keris merupakan ciri khas atau identitas bangsa Indonesia. Keris merupakan sebuah benda yang terdiri dari berbagaibentuk, dapur, pamor dan sebagainya. Hanya saja secara abstrak keris dipahami sebagai warisan budaya yang adiluhung milik bangsa Indonesia. Keris sesungguhnya memiliki keunggulan daripada pusaka lain di dunia dan memiliki aspek eksoteris yang tidak bisa dipahami dengan panca indra.  “Saya berterima kasih kepada sumua pihak karena Museum Neka dipilih menjadi tempat pagelaran ini, dan kami bangga bisa melestarikan budaya yang adi luhung,” terang Suteja Neka.

 Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra sangat mengapresiasi kegiatan gelar budaya keris Indonesia ini, semoga kegiatan seperti ini bisa menggugah semangat generasi muda dalam melestarikan warisan budaya yang adiluhung. Keris merupakan salah satu warisan budaya dunia yang sudah diakui melalui UNESCO. Sehingga Pemkab Gianyar akan selalu mendukung pagelaran semacam ini, disamping sebagai media pembelajaran genereasi muda, pagelaran juga bisa mengenalkan warisan budaya leluhur ke generasi muda. (Humas Gianyar/Suar)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .