20 November 2014

Distanhutbun Kab. Gianyar Sosialisasikan Zaaga

Puluhan petani sawah Subak Laud Sukawati dikenalkan alat pemanen padi bernama Zaaga, di areal Subak Laud, (19/11). Pemkab Gianyar, dalam hal ini Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Distanhutbun) menggandeng perusahaan pembuat Zaaga untuk menyosialisasikan mesin produk dalam negeri tersebut.

Kepala Distanhutbun Gianyar I Gusti Ayu Dewi Hariani mengatakan, pengenalan ini merupakan yang kedua kalinya di Kabupaten Gianyar, dimana sebelumnya alat ini sudah dikenalkan di Subak Biang Cuka, Pejeng Kangin Tampaksiring, Agustus lalu.

Dewi menambahkan, di zaman yang akselerasi perkembangannya  kian cepat ini. Tentu butuh sesuatu yang  canggih untuk mengimbanginya, sesuai dengan kemajuan tekhnologi. Sektor Pertanian pun tak luput dari perkembangan itu.”Dengan hadirnya Zaaga ini, nantinya akan memudahkan petani dalam mempercepat perolehan hasil panen padi,”ujarnya.

Konsultan Pabrik pembuat Zaaga Made Ujiana menuturkan, memanen dengan cara manual sejatinya mengurangi keuntungan yang diraup oleh petani. Pasalnya, resiko kehilangan gabah berkisar sekitar 13%. Dia mengestimasi perbandingan cara kerja mesin Zaaga dengan Manual.

”Semisal lahan seluas 1 Ha pendapatan rata – rata 8 ton. Hasil per Hektar harganya sekitar Rp 3.600/kg, tingkat kehilangan hanya 3%, pemasukan dapat diraup sekitar 27 juta. Dari sisi pengeluaran membutuhkan biaya sewa mesin, mobilisasi, dan makan 3 orang sekitar 2,6 juta. Keutungan diraih sekitar 24juta,”terang dia.

Ujiana melanjutkan, Jika dikomparasi dengan manual, tingkat kehilangan mencapai 13%. Dengan kalkulasi yang serupa, hanya akan memberi pemasukan sebesar 25juta, dengan pengeluaran Bawon dan makan pekerja 25 orang sekitar 3,5juta. Keuntungan yang didapat hanya tercapai 21 juta. “Dibandingkan dengan Zaaga yang tingkat kehilangan 3%, tentu akan ada efisiensi penghematan secara signifikan,”kata dia.

 

Dari sisi operasional, lanjut Ujiana, kendaraan pemanen yang dibanderol seharga 82,9 Juta ini dilengkapi blower pemisah, antara gabah dengan potongan batang padi. Gabah langsung ditampung didalam karung yang tergantung dibagian samping kendaraan. Ditunjang roda karet, untuk mempermudah mengangkutnya dari rumah ke sawah. Selanjutnya dapat diganti roda khusus, dari plat besi untuk digunakan dilahan persawahan saat memanen.”Prinsip dasarnya adalah memotong, merontokkan, dan menghisap,”ulasnya.

Sementara, salah satu anggota DPRD Gianyar Ketut Karda yang turut menyaksikan peragaan Zaaga mengatakan, dirinya sangat mendukung keberadaan alat ini. Sebab, dengan berbagai manfaat yang didapat, tentu tujuan dalam swasembada beras dapat dicapai. Selain itu, dengan adanya alat ini, tenaga outsourcing dapat dikurangi. Sebab, nantinya petani akan dapat menggarap panen secara mandiri.”Kami harapkan, Pemkab. Gianyar dapat mensubsidi pembelian alat ini terhadap subak – subak. Sebab, dari segi manfaat, hasilnya sudah jelas berdampak terhadap penghematan, dan keuntungan,”ucapnya.

Gede Asta, salah satu petani yang ikut menyaksikan peragaan ini mengaku cukup puas dengan hasil dari alat memanen padi ini.“Gabah yang dipotong hampir tidak ada terbuang keluar, semuanya ditampung dalam karung.  Pekerjaan tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga,” ungkapnya. (Humas Gianyar/Ari)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .