Desa Padang Tegal Ubud, menjadi desa mandiri dalam penanganan masalah sampah di wilayahnya. Pada tahun 2013 lalu desa dikawasan wisata ini memiliki Rumah Kompos Padang Tegal. untuk menangani masalah sampah yang ada. Hal ini ditegaskan Manager Rumah Kompos, Andy saat audiensi dengan Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata, (30/4).
Warga Padang Tegal Ubud, sudah dibiasakan menangani masalah sampah mulai dari tingkat rumah tangga. Sampah sebelum dibuang sudah dipilah antara sampah organik dan non organik. Kemudian diangkut dengan truk untuk di bawa ke TPA Temesi. Rumah kompos memiliki 3 armada truk untuk mengangkut sampah tiap hari. “ Bulan depan akan datang satu truk lagi untuk mengantisipasi jika ada yang rusak,” jelas Andy dihadapan Bupati Gianyar.
Rumah Kompos tidak bisa sendiri menangani pengolahan sampah menjadi pupuk organik atau kompos, karena keterbatasan lahan. Berdiri diatas lahan seluar kira-kira 4 are, yang diperuntukkan untuk kebun percontohan pupuk organik, tempat parkir truk dan sebagaian lagi untuk kegiatan lainnya. Sampah yang berasal dari masyarakat Padang tegal, hanya bisa diolah sebagaian dan sebagaian lagi di buang ke TPA Temesi. “ Masyarakat tiap bulan kenakan urunan sampah sebesar Rp. 35 ribu per KK tiap bulannya. Ini untuk biaya operasional Rumah Kompos,” jelasnya lagi.
Untuk kedepan, Rumah Kompos rencananya akan membuat kebun diatas tanah sekitar 1.8 ha di Br. Jukut Paku Desa Nyuh Kuning Ubud. Menurut Andy, nantinya akan ditanami pohon yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk makanan monyet yang ada di Monkey Forest Ubud. Untuk itulah pihak Rumah Kompos mohon dukungan dari Pemkab. Gianyar agar semua rencana dari Rumah Kompos dapat direalisasikan.
Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata, sangat menyambut positif kegiatan dari Rumah Kompos Padang Tegal. Bahkan bupati berharap semua desa yang ada di Kabupaten Gianyar dapat meniru kemandirian Desa Padang Tegal Ubud dalam mengelola sampah. (Humas Gianyar/eni)