20 April 2013

Pesta Kembang Api dan Sendratari Kolosal Meriahkan Puncak HUT Kota Gianyar Ke-242

Sendratari KolosalRibuan penonton menyaksikan detik-detik puncak kemeriahan Hari Jadi Kabupaten Gianyar yang ke-242 di Open Stage Balai Budaya Gianyar (19/4). Selain pesta kembang api, Pementasan Sedratari Kolosal Sanggar Seni Paripurna yang diketuai I Made Sidia, SSP yang melibatkan 475 orang penari dan penabuh turut andil dalam kemeriahan Hut Kabupaten Gianyar. Dalam sendratari yang mengangkat judul Dharma Cakra Prawartana (Pemutaran Roda Hitam) mengisahkan tentang Seribu Tahun silam tepatnya menjelang abad XI masehi, dimana Bali yang dipimpin oleh Sri Wijaya Mahadewi (Udayana). Ketika itu Bali dalam keadaan kacau, sehingga Raja tidak kuasa mengendalikannya, hal ini dikarenakan beliau adalah penguasa bukan orang Bali, sehingga tidak paham apa yang menjadi kehendak masyarakatnya. Akhirnya beliau meninggalkan Bali mohon perlindungan kepada Raja Jawa Makutawangsa Wardana. Selama berada di Jawa Timur, beliau jatuh cinta dengan Putri Raja Makutawangsa Wardana yaitu Gunapria Dharma Patni (Mahendradata). Ketika konflik antar sekte sedang memuncak dan tidak terkendali, peristiwa tersebut diketahui oleh Prabu Makutawangsa Wardana. Kemudian Raja mengisyaratkan kepada Udayana untuk kembali menyelamatkan rakyat dari bahaya yang menimpanya. Untuk lebih meyakinkan Sang Raja menugaskan Empu Kuturan lebih awal datang ke Bali dan selanjutnya mendampingi Udayana dalam mengemban misi perdamain di Bali. Atas petunjuk Empu Kuturan, Raja menggelar pertemuan untuk membahas suatu konsep yang dapat diterima dan menyatukan kembali masyarakat Bali. Dalam pertemuan yang dilakukan, melahirkan konsep Trimurti (3 Kekuatan yang Tunggal yaitu : Brahma, Wisnu, dan Iswara/Ludra) yang merupakan cermin dari bersatunya dalam perbedaan. Semua sekte mengakui yang satu adalah Siwa (Sang Hyang Widhi sebagai nama lain dari Dewa Pujaan untuk keyakinan mereka masing masing. Kemudian tempat digelarnya pertemuan untuk membahas paham 3 (Trimurti) diberi nama Pesamuan Tiga yang kini disebut Pura Samuan Tiga. Ketika Nusantara Bali telah aman dan damai akhirnya Udayana Warmadewa dengan Gunapria Dharma Patni ( Mahendradata) melangsungkan pernikahan. Pementasan Sendratari Kolosal yang berlangsung selama 1 jam 50 menit tersebut merupakan ide garapan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Naskah oleh Anak Agung Gede Raka dan Artistik direktur I Made Sidia, SSP.,M.Sn. Penata tari Cok Istri Putra Padmini, SSP.,M.Sn, I Wayan Sutirta SSP.,M.Sn, I Wayan Jayamerta SSP.,M.Sn, I Wayan Budiarsa SSP.,M.Sn, I Made Sugiarta SSP.,M.Sn, I Made Budiarta SSP.,M.Sn, Ni ketut Suarti SSP.,M.Sn, Ni Wayan Megawati SSP.,M.Sn. Penata Karawitan I Gusti Putu Sudarta SSP.,M.Sn, dan I Wayan Daria SSP dan I Ketut Cater. Dalang I Wayan Bawa dan I Ketut Daria SSP, Narator Kadek Suartaya SSKar.,M.Si dan Ni Luh Putu Suatini, Gerong Ni Komang Sekar Marheni S.Sn.,M.Si dkk, Penasehat I Ketut Jata dan I Made Sija. Sementara Penanggung jawab Pementasan oleh Listibia Kabupaten Gianyar. (Humas Gianyar)

Tentang


Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Portal Layanan


Kontak Kami


Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .