Parade Gong Kebyar pria dewasa duta Kabupaten Gianyar selalu menjadi primadona disetiap pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB). Penampilan Sanggar Genta Manik asal Banjar Serongga, Gianyar berhasil pukau ribuan penonton yang memadati areal Arda Candra. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, I Gusti Ngurah Wijana di Panggung Terbuka Arda Candra, Taman Budaya, Denpasar, (23/6).
Parade Gong Kebyar Sanggar Genta Manik Kabupaten Gianyar mulai tampil pukul 20:00 Wita dengan membawakan 4 (empat) garapan. Penampilan pertama mempersembahkan Tabuh Pepanggulan Serong Gading, garapan Bagus Pradnya. Selanjutnya dipersembahkan Tari Kreasi Baru Kama garapan I Made Subandi, Komang Dedi Diana, dan Made Sugiarta. Penampilan ketiga, yaitu mempersembahkan Sandyagita Kertaning Bumi Santhi garapan Nyoman Sunarta, Ketut Cater, Kadek Sudarmanti dan Ayu Letari. Sedangkan sebagai penampilan pamungkas dipersembahkan fragmen tari Baru Alis garapan Made Sidya, Mayun Budiarsa, Made Subandi, dan Wayan Bawa. Sedangkan busana penabuh didukung batik Galuh.
Lebih lanjut, Ngurah Wijana menjelaskan, garapan yang dipersembahkan diharapkan mampu menyampaikan makna dari tabuh-tabuh yang dibawakan seperti Tabuh Pat “Serong Gading”. Kemasan komposisi tampak dalam jalinan melodi yang membentuk ritme serta hiasan dinamika yang membangun irama khas dan menarik. Terkadang timbul kesan salah arah dari koridor lagu yang dimainkan, namun jika diteliti sebetulnya semua itu hanyalah rekayasa composer mensiasati kesan kejemuan dan kemenotonan dalam menjadikan karya ini unik dan berkarakter.
Demikian juga Sandyagita “Kertaning Bumi Santhi” mencoba menuangkan dalam bentuk Sandyagita dengan rangkaian nada-nada indah serta teknik vocal memadai. Keagungan jagat raya memunculkan ide dari penggarap dan penata ingin melanturkan syair sastra yang tidak terlepas dari keagungan arti dari sebuah sastra aji, dengan gaya dan aransemen dari berbagai unsur, teknik, juga memadukan rasa indah dengan tidak menghilangkaan pakem dalam menembang Bali dengan paduan rasa, karsa, hingga terciptalah sebuah garapan sandhyagita. Sedangklan fragmen tari Baru Alis merupakan kisah diperolehnya tombak sakti oleh istri Dewa Anom Manggis Kuning. Tombak tersebut dipergunakan senjata sakti hingga terdengar oleh Ki Panji Sakti. Maka terjadilah perselisihan, dan pertikaian mereka menyebabkan tergoresnya alis Ki Panji Sakti, sejak saat itu tombak itu disebut Ki Baru Alis. Keempat garapan tersebut membuat penonton tidak berinjak dari tempat duduk hingga pertunjukkan berakhir.
Sanggar Genta Manik duta Kabupaten Gianyar berdampingan dengan Sanggar Sapta Kinara Loka duta Kabupaten Badung. Penampilan kedua kabupaten ini merupakan idola warga, sehingga areal parkir yang disediakan panitia tidak bisa menampung kendaraan warga yang akan menonton. Parkir dialihkan ke kawasan jalan Hayam Wuruk hingga jalan Akasia, yang jaraknya mencapai 2Km. (Humas Gianyar/Suar).