Setelah sebelumnya berlaga Gong Kebyar Anak dan Gong Kebyar Wanita serangkaian menyemarakkan HUT Kota Gianyar ke-241, masyarakat Gianyar kembali dihibur dengan penampilan Gong Kebyar Dewasa Sanggar Alit Sundari, Br. Buda Ireng Batubulan Kangin Sukawati yang bersanding dengan Gong Kebyar SMKN 3 Sukawati di Open Stage Balai Budaya Gianyar, senin malam (23/4). Selain masyarakat Gianyar, alunan alat musik tradisional Bali tersebut juga dinikmati Bupati Karanganyar, Rina Iriani yang berksempatan hadir dalam pagelaran tersebut.
Alunan irama Gong Kebyar diawali pertunjukan Sanggar Alit Sundari dengan kreasi pepanggulan “Kidung Kasmaran” karya I Wayan Darya. Kreasi ini mengajak penonton turut terhanyut dalam permainan melodi mellow serta ritme tajam yang menggambarkan kegelisahan dan kegundahan hati yang haus cinta dan kasih. Menambah kehangatan Kidung Kasmaran juga diiringi nyanyian penyanyi Puspa Dewi.
“Pradana” adalah tari kreasi pelegongan yang juga dibawakan Sanggar Alit Sundari yang berkisah tentang pengusiran Brahmana Ida Bagus Sangkya dari Keling Jawa Timur oleh rakyat Dalem Waturenggong. Pengusiran tersebut mengakibatkan petaka hancurnya yadnya Dalem Waturenggong. Dalem kemudian meminta maaf kepada sang brahmana dan berkat kesaktian brahmana tersebut kegiatan yadnya dapat berjalan lancar. Brahmana Ida Bagus Sangkya kemudian diberi gelar Dalem Sida Karya. Penata tari I Komang Dedi Diana, S.Sn dan Ni Kadek Darmanti serta piñata karawitan I Wayan Darya, S.Sn.
Pada pertunjukan ketiga, sanggar asuhan I Nyoman Sunarta, S.Sn membawakan tabuh kreasi “Badeng” karya I Made Subandi. Badeng atau hitam adalah sebuah garapan musik yang mengambil inspirasi dari penyatuan semua bunyi, bentuk, dan warna untuk membentuk satu kesatuan yang dahsyat. Badeng adalah akhir yang melahirkan awal serta cahaya.
Pada persembahan terakhir, Duta Kabupaten Gianyar pada PKB XXXIV juni mendatang menampilkan segmen tari berjudul Purana Kahyangan Payogan Agung. Tarian ini menceritakan sepakterjang Bhuta Kala ciptaan Ki Kala Sunya yang meporakporandakan jagat Bali . menghadapi bhuta kala Sang Hyang Pasupati bersama widyadara – widyadari mengadakan pertemuan di Alas Jarem. Akhirnya terjadilah pertempuran antara Sanghyang Pasupati yang berwujud raksasa bermuka seribu dengan Ki Kala Sunya. Ki Kala Sunya kalah dan diberi ganjaran melaksanakan tawur Pancawalikrama. Di Alas Jarem kemudian dibangun Pura Payogan Agung. Tarian apik tersebut hasil binaan I Made Sidia, S.Sn, M.Si dan I Wayan Budiarsa, S.Sn serta piñata tabuh I Made Subandi, S.Sn.
Sebagai pendamping disisi selatan panggung hadir Gong Kebyar SMKN 3 Sukawati yang membawakan 3 buah tetabuhan. Duta Kabupaten Gianyar dalam PKB ke-33 Bali ini membawakan Tari Jauk Manis yang bertutur tentang pelestarian hutan. SMKN 3 Sukawati juga membawakan Tabuh Kreasi “Ulu Chandra” yang berkisah misteri sinar rembulan yang melahirkan spirit seni. Pada pertunjukan terakhir dibawakan Tari Kreasi “Semara Adhiguna” dibawah garapan piñata tari I Kadek Sumariyasa,S.Sn dan piñata Tabuh I Made Subandi, S.Sn serta konseptor cerita I Gusti Ngurah Serama Semadi,SSP, M,Si. (Humas Gianyar)