Tari Kecak merupakan tari tradisi Bali yang sudah mendunia. Pementasannya yang melibatkan banyak orang serta suasana remang hanya diterangi lampu lilin memberi kesan tersendiri bagi penikmatnya. Suara “Cak” para penarinya yang saling bersahutan menambah kesan ramai dan meriah suasana. Hal tersebutlah yang menjadi daya tarik tarian kecak dimata wisatawan.
Di Gianyar sendiri keberadaan sekaa kecak sudah ada sejak tahun 1925 yakni di Desa Bona. Meski sempat vakum pada masa transisi kemerdekaan Republik Indonesia namun di era 70-an kembali eksis dan mengalami puncak kejayaan di era 80-an
Menurut Ketua Sekaa Cak Bona, I Gusti Nyoman Yasa, Cak Bona dalam perjalanannya kembali mengalami penurunan eksistensi akibat semakin banyak dan berkembangnya sekaa – sekaa cak di Bali serta imbas dari di bukanya jalur By Pass I.B. Mantra.
“Sebelum By Pass I. B. Mantra di buka, Desa Bona merupakan jalur pariwisata. Wisatawan yang berkunjung ke Bali pasti mampir di Bona untuk menyaksikan pementasan Tari Kecak,” ungkap Gusti Nyoman Yasa di temui pada sela - sela uji coba pementasan Cak Bona di wantilan Pura Puseh, Desa Pakraman Bona yang disaksikan langsung oleh Bupati Gianyar, A.A. Gde Agung Bharata, (6/4). Uji coba dilakukan untuk persiapan pementasan tari tradisi pada PKB ke-35 tahun 2013 di Art Centre, Denpasar.
Ditambahkan Gusti Nyoman Yasa, atas keinginan dan dukungan yang sangat besar dari warga Desa Pakraman Bona, Sekaa Cak Bona ini akan kembali di gairahkan. 120 penari yang tergabung dalam sekaa ini, merupakan perwakilan dari 6 banjar yang ada di Desa Pakraman Bona yakni Banjar Pasedana, Banjar Kertyasa, Banjar Bona Kebon, Banjar Bona Kelod, Banjar Prajamukti serta Banjar Dana dimana masing - masing banjar mengutus 20 orang anggota banjarnya.
Bupati Agung Bharata menyatakan, pihaknya sangat mendukung berkembangnya kembali seni dan budaya tradisional Bali yang mulai hilang. Bupati berharap seni dan budaya terutama kecak dapat kembali pada pakemnya yang dahulu, terutama dari segi penampilan, agar ciri khas dari tiap daerah tidak hilang. “Dulu para penari kecak Bona tidak berpenampilan seperti saat ini. Saya berharap ciri khas itu kembali diangkat.” pungkasnya.
Bupati Agung Bharata menjelaskan pihaknya mendorong dan mendukung seni dan budaya karena kesenian memiliki berbagai makna positif, yakni; mensosialisasikan tujuan, melestarikan budaya, menambah wawasan dan menghibur masyarakat. Bupati berharap agar budaya atau kesenian yang pernah ada namun tenggelam agar dimunculkan kembali, yang telah ada dipertahankan dan dikembangkan serta yang belum ada diciptakan melalui kreativitas dan inovasi. (Humas Gianyar)