Bebantenan tentang pengelukatan dengan dengan air suci paweton manusia, bebantenan sesayut dina sapta wara, bebanten sesayut kesuma jati, bebantenan sesayut sida renga, sesayut wira kusuma, sesayut purna suka, sesayut kesuma gandawati dan sesayut kesuma yuda , masih terdengan asing ditelinga, namun bebanten ini merupakan bebantenan yang sering kita pergunakan sehari-hari. Hal ini dapat dimaklumi karena karena tidak dipungkiri, saat ini masyarakat lebih memilih membeli banten untuk keperluan upacara. Jadi nama bebantenan secara mendetail yang seharusnya sudah hapal diluar kepala, jadi terasa asing terdengar. Hal ini ditegaskan oleh Ketua TP.PKK Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra, saat workshop merangkai bunga dan janur bebantenan, di Ruang Sidang Kantor Bupati Gianyar, (17/4).
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya dikalangan anggota PKK Desa,Kecamatan, dan Kabupaten tentang makna bebantenan, workshop ini diadakan selama satu hari. Dengan menghadirkan nara sumber Ida Peranda Kekeran Geria Blahabatuh, peserta tidak hanya diberikan materi tentang cara membuat banten namun juga makna yang terkandung didalamnya.
“ Workshop ini kami adakan untuk menggugah semangat ibu-ibu untuk kembali membuat banten sendiri, membeli banten tidak dilarang namun jika bisa membuat sendiri alangkah baiknya. Kita tahu dan memahami yadnya yang kita haturkan,” tegas Ny. Adnyani Mahyastra.
Ny. Adnyani Mahayastra juga menegaskan tema yang diambil dalam workshop kali ini adalah Ulun Danu Batur adalah sumber kehidupan, representasi dari rasa cinta pada tanah air serta kesadaran masyarakat akan pentingnya air sebagai wahana dalam memuliakan alam semesta.
Semenatara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Drs. IGN Ngurah Wijanamateri workshop ini merupakan bebantenan yang sering kita pergunakan dalam upakara sehari-hari, namun mungkin masih banyak diantara kita yang tidak tahu makna fungsi dak maknanya. Kegiatan semacam ini sangat penting, sehingga dapat memberikan pemahaman dan pencerahan tentang bebantenan bagi ibu-ibu anggota PKK.
Wijana juga berharap para peserta seusai mengikuti workshop dapat dapat memahami materi yang telah diberi, dan juga ditularkan pada keluarga maupun ibu-ibu anggota PKK di wilayahnya masing-masing. (HumasGianyar/Eni)