Kebo Iwa telah dikenal sebagai putra daerah yang menonjolkan spirit kepahlawanan dan pelestarian warisan budaya di Gianyar. Untuk mengenang dan melanjutkan spirit kepahlawanan Kebo Iwa, Pemkab Gianyar melaksanakan seminar penelitian, penulisan dan pencetakan buku Kebo Iwa yang dimotori oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar. Seminar yang dilaksanakan pada Selasa (2/3) kemarin di Museum Arma, Ubud dihadiri oleh sejumlah pejabat dan jajaran Muspida Pemkab Gianyar dan kepala UPTD Bajra Sandi Provinsi Bali, peneliti, budayawan dan seniman seperti Agung Rai Arma, Prof. Wayan Dibia, Prof. Gede Paramarta, Wayan Carita, dan Suteja Neka.

Dalam laporannya, ketua panitia, Drs. Nyoman Sukada, menyampaikan bahwa untuk menerbitkan buku tentang Kebo Iwa ini, tim peneliti telah melakukan penelitian di sejumlah situs budaya guna memperoleh segala fakta dan informasi yang lebih dalam tentang Kebo Iwa. Penelitian dilakukan di Karang Buncing Blahbatuh, Pura Gaduh Banjar Tengah Blahbatuh, Pura Pengukur-ukuran Pejeng dan DAS Pakerisan-Petanu, Pura Dalem Maya Blahbatuh, Pura Luhur Uluwatu, Pura Sada Kepal, Pura Kebo Edan Pejeng, Pura Batu Anyar, Wilayah Bedulu, Wilayah Tengkulak, Situs Majapahit di Lembah Batu Tulis Mojokerto, dan Studi Literatur. Lebih lanjut Sukada menjelaskan seminar Kebo Iwa kali ini merupakan rangkaian upaya penyusunan buku tentang Kebo Iwa dan sejarahnya, sehingga dengan diadakannya seminar dengan berbagai komponen masyarakat ini akan didapat informasi yang berguna bagi penyusunan buku dimaksud. ”Seminar ini merupakan seminar kedua kalinya, sebelumnya seminar Mpu Kuturan yang melibatkan seluruh seniman di Kabupaten Gianyar”

Bupati Gianyar dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Bupati Gianyar Dewa Made Sutanaya, menjelaskan bahwa seminar yang dilaksanakan ini memiliki makna yang sangat penting karena melalui seminar ini diharapkan penyusunan buku tentang ketokohan dan peran Ki Patih Kebo Iwa secara utuh dalam sejarah Bali dapat terwujud. Kita perlu mengenang dan melestarikan peran dan ketokohan putra terbaik Kabupaten Gianyar pada jaman Kerajaan Bali Dwipa yang berasal dari Banjar Tengah Blahbatuh Gianyar. ”Seminar ini bertujuan untuk mengenang langkah-langkah dan semangat Kebo Iwa yang harus kita jadikan sebagai semangat untuk membangun Gianyar,”tegas sutanaya.(Humas Gianyar)