Renungan Perdamaian dan Pagelaran Budaya serangkaian Peringatan Hari Perdamaian Dunia yang jatuh pada tanggal 21 September di Peringati di Panggung Terbuka Balai Budaya Gianyar (21/9). Ribuan penggiat perdamian hadir seperti, Presiden World Peace Committee, Persatuan Artis film Indonesia (Parfi), Bupati beserta jajaran Muspida Gianyar, Tokoh Puri, Tokoh Masyarakat, Siswa dan seniman, serta kalangan masyarakat. Acara diawali dengan persembahan lagu perdamaian dari Elsa Sigar dan Trio Banyol. Selanjutnya diikuti dengan parade gong perdamaian yang diiringi dengan Tari Lambang Sari. Dimana Puncak acara ditandai dengan doa bersama, pemukulan gong dan renungan perdamaian yang diikuti oleh seluruh peserta. Selain itu, dilantunkan juga lagu perdamian yang dibawakan oleh Ully Hary Rusady, Paramitha Rusadi, A.A Gatot Brajamusti, Ary Julian, Leo Kristi, dan Tarian Barito. Ketua Panitia Penyelenggara, Gatot Brajamusti menyampaikan ucapan terimakasi kepada pemerintah Kabupaten Gianyar yang telah mendukung terlaksananya kegiatan renungan perdamain. Meski dipersiapkan hanya dalam enam hari namun acara dapat berlangsung dengan meriah. “Ini Merupakan kehendak alam, sehingga acara renungan perdamian dapat dilaksankan dengan sangat meriah di Kabupaten Gianyar” ungkap Gatot Brajamusti. Presiden Perdamaian Dunia Djuyoto Suntani menyampaikan, peringatan perdamaian dunia sesuai dengan resolusi PBB No. 55/282. Dengan dilaksanakan di Kabupaten Gianyar, diharapkan gelora perdamaian dunia dapat menggema ke seluruh dunia. Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan julukan seni dan budaya, diawali dengan kegiatan ini dapat menjadi Kabupaten Perdamaian. Selepas memberikan sambutan, Presiden Perdamaian dunia memberikan Pin dan Buku Perdamaian kepada Bupati Gianyar, Ully Hary Rusady, dan Gatot Brajamusti. Bupati Gianyar dalam sambutannya menyampaikan ditengah hiruk-pikuk peperangan dan konflik di seluruh dunia kita gelorakan semangat perdamain dunia. Ully Hary Rusady menyampaiakan apresiasi luar biasanya kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar yang telah berpastisipasi melaksanakan perinngatan renungan perdamian dunia. Perdamaian menurutnya dipersembahkan bukan untuk orang lain melainkan untuk dirikan dan alam semesta. (Humas Gianyar)