Cuaca mendung yang menyelimuti Gianyar disertai rintik hujan,  tidak mengurangi kekhusyukan persembahyangan Siwaratri di Padmasana Kantor Pemkab. Gianyar, (19/1). Persembahyangan diikuti Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata bersama pejabat dan puluhan pegawai di lingkungan Pemkab Gianyar.

Prosesi upacara diawali persembahyangan bersama dipuput oleh Ida Pedanda Gria Bona Kaler. Menurut Ida Pedanda Gria Bona Kaler, setiap tahun pada Sasih Kapitu (bulan ketujuh menurut penanggalan Bali), dilangsungkan upacara Siwaratri dengan inti perayaan malam pajagraan, yang artinya sadar, eling atau melek. Orang yang selalu sadarlah yang dapat menghindar dari perbuatan dosa.

Perayaan Siwaratri adalah salah satu bentuk ritual Hindu yang mengajarkan untuk selalu memelihara kesadaran diri agar terhindar dari perbuatan dosa dan papa.

Sementara, Bupati Agung Bharata mengajak pegawai di lingkungan Pemkab. Gianyar  untuk memaknai malam Siwaratri dengan membaca, meresapi, merenungkan, introspeksi dan mengkaji malam Siwaratri.

Pantauan Senin malam (19/1), sejak pukul 18.00 wita masyarakat sudah mulai melaksanakan persembahyangan ke beberapa pura. Setiap desa memusatkan kegiatan mereka di Pura Kahyangan Tiga, bahkan setiap sekolah juga melaksanakan malam Siwaratri. Sejumlah Pura Kahyangan Jagat di Kabupaten Gianyar juga dipadati umat Hindu yang melaksanakan persembahyangan hingga pagi hari, seperti di Pura Samuantiga, Pura Masceti, dan Pura Kahyangan Jagad lainnya.

Kawasan pantai juga dipadati pamedek, salah satunya pantai Lebih. Masyarakat yang merayakan Siwa Ratri di Pantai Lebih didominasi kalangan muda yang hendak melakukan persembahyangan sekaligus menikmati kuliner. Puncak kepadatan terjadi ketika menginjak tengah malam. (Humas Gianyar/NGR WW)