Payangan semakin mengukuhkan diri sebagai daerah pertanian potensial di Bali. Hasil pertanian Payangan, khususnya produk organik, tak hanya diminati pasar lokal, kini produk pertanian organik  Payangan mulai menembus pasar internasional. Beras, buah, dan sayur-sayuran organik merupakan produk unggulan eksport ke manca negara. Sehingg untuk semakin memantapkan langkah menuju pasar internasional, hari ini petani Desa Buahan Kaja mendapat pengarahan langsung dari Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) di Balai Banjar Selat Desa Buahan Kaja (12/11).

Wamentan, Bayu Krisnamurthi menyampaikan apresiasinya terhadap pertanian organik yang dikembangkan masyarakat Buahan Kaja, Payangan secara konsisten. Dirinya optimis Bali akan sangat mudah untuk mengembangkan pertanian organiknya terlebih dengan nilai-nilai pelestarian alam yang dipedomi masyarakat selama ini. Kementerian Pertanian selalu memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan pertanian organik.

Kepala Dinas Pertanian Bali, Made Putra Suryawan menyampaikan Bali mempunyai potensi pasar pertanian organik yang luas. Dengan pesatnya perkembangan pariwisata, produk produk organik amat diminati hotel dan restoran. Diharapkan untuk tahun 2015, 50% produk organic telah diserap hotel dan restoran.

Pekaseh Subak Selat Desa Buahan Kaja, IB Giri Nata mengatakan pertanian organik masyarakat Buahan Kaja telah dilaksanakan sejak tahun 1979. dimana hal tersebut disebabkan oleh banyaknya masyarakat Buahan Kaja yang mengalami penyakit akibat penggunaan pestisida. Semenjak saat itu masyarakat secara berangsur angsur melaksanakan pertanian organik dengan pupuk organik dan pestisida alami. Di Desa Buahan Kaja juga telah didirikan 40 unit penghasil biogas dan pupuk organik yang diolah oleh 142 orang anggota Subak Selat dan Subak Pada Liang, tambah IB Giri Nata.

Dalam sesi Tanya jawab, salah seorang petani, I Ketut Sunarta mengeluhkan masih kurangnya infrastruktur penunjang pertanian organik serta masih rendahnya Corporate social responsibility (CSR) dalam bidang pertanian. Menanggapi hal tersebut, Wamenpan serta Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten akan berusaha memenuhi segala kelengkapan infrastruktur yang diperlukan. Bantuan melalui CSR sangat terbuka lebar bagi petani, namun petani harus terlebih dahulu menyiapkan kelengkapan administrasi yang nantinya dapat difasilitasi oleh Kementerian Pertanian.(Humas Gianyar)