Bagi ibu-ibu dan remaja putri yang sudah mengalami menstruasi, harus hati-hati memilih pembalut. Bukannya tidak mungkin sembarangan memakai pembalut bisa menyebabkan lecet  atau bahkan dapat memicu penyakit yang lebih berbahaya seperti kanker leher rahim. Hal ini ditegaskan oleh Ketua PKK Kabupaten Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra pada seminar kesehatan untuk ibu-ibu PKK di Balai Budaya Gianyar, (21/10).

Menurut Ny. Adnyani Mahayastra, hampir kebanyakan kaum perempuan tidak mengerti  atau bahkan cenderung menyepelekan masalah pentingnya pembalut yang sehat bagi organ kewanitaan kita. Kita sering kena pengaruh iklan di TV, tanpa pernah menyadari bahwa pembalut itu berbahaya bagi kesehatan. Hidup sehat harus dibiasakan dari hal yang sederhana dulu dan mungkin tak terlintas dalam dalam pikiran kita bahwa pembalut bisa menyebabkan penyakit yang berbahaya. 

“ Ada banyak produk pembalut yang beredar dipasaran, kita yang harus jeli memilih mana yang sehat dan mana yang membahayakan kesehatan kita,”tegas Ny. Adnyani Mahayastra.

Selain menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, Ny. Adnyani juga tak pernah lupa untuk mengingatkan  ibu-ibu PKK yang hadir untuk senantiasa rutin melakukan pap smear minimal 6 bulan sekali. Selain kita menjaga kesehatan dari luar, pemeriksaan dari dalam seperti pap smear juga sangat dibutuhkan.

Seminar yang merupakan kerjasama PKK Kab. Gianyar dengan PT. Avail Elok Indonesia Center Bali menghadirkan narasumber dr. Sivester Rio dan Novi Ismawati ini diikuti oleh sekitar 200 orang anggota PKK dari Kecamatan Blahbatuh, GIanyar, Ubud dan Kecamatan Tampaksiring. Salah satu peserta Ni Putu Kartini dari Kecamatan Blahbatuh mengaku baru tahu jika salah pembalut bisa membehayakan kesehatan. Selama ini jika menstruasi ia biasa membeli pembalut merk tertentu di swalayan atau warung dekat rumahnya. Ia tidak tahu apakan pembalut yang ia pakai sehat atau tidak. Dengan mengikuti seminar ini, membuatnya lebih hati-hati dalam membeli sesuatu agar terhindar dari penyakit yang berbahaya. (Humas Gianyar/Eni)