Paruman Penyungsung Pura Samuan Tiga, Bedulu, Gianyar akan menggelar acara Pawirasan atau serasehan bendesa se-Bali awal Bulan April 2011 mendatang. Hal ini disampaikan Ketua Paruman penyungsung Pura Samuantiga, Drs. I Wayan Patera, M.Hum didampingi pengurus saat bertemu Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di Ruang Kerja Bupati Gianyar (2/3).
Menurut Wayan Patera, pawirasan akan melibatkan para Bendesa Pakraman, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten, Perguruan Tinggi, Majelis Utama dan Madya, Majleis Alit dan unsur terkait lainnya.
Maksud dan tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah agar terjadinya proses dialog dan diskusi dari berbagai komponen masyarakat, seperti bendesa, lembaga keumatan hindu dan pemerintah, untuk memformulasikan konsep-konsep dalam meminimalisir dampak negatif dari perubahan di segala aspek kehidupan yang sedang terjadi. Perumusan konsep-konsep tersebut agar dapat dijadikan masukan bagi penentu kebijakan dan lembaga desa pakraman serta lembaga keumatan lainnya yang berkompeten sebagai bahan pertimbangan. “Lewat kegiatan ini diharapkan dapat menginfentarisir, memformulasikan penyebab disharmonis sosial dan konflik di desa pakraman untuk selanjutnya diformulasikan kebijakan dan strategi untuk dapat dirumuskan penerapan ajaran agama hindu dalam kehidupan bermasyarakat agar terwujudnya kesekertan lewat awig-awig dan pararem sesuai perkembangan jaman,” ungkap Wayan Patera. Lebih lanjut Wayan Patera menerangkan kegiatan ini juga erat kaitannya untuk mengapresiasi 1000 tahun kedatangan Mpu Kuturan dan lahirnya desa pakraman atas pertemuan di Pura Samuan Tiga.
Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyampaikan apresiasi dan dukungan atas kegiatan yang dilaksanakan oleh Paruman Penyungsung Pura Samuan Tiga. Melalui kegiatan ini tentunya dapat menjadi media untuk menyatukan persepsi dan pandangan untuk membangun Bali. Sehingga melalui saresahan ini dapat diformulasikan dalam membangun Bali kedepan.
Adapun materi yang dibahas dalam pawirasan diantaranya, peranan desa pakraman dalam pelaksanaan ajaran agama hindu berlandaskan sastra dresta dalam kehidupan masyarakat Bali, potensi dan kendala desa pakraman dalam pelestarian kebudayaan dan solidaritas sosial masyarakat Bali, kedudukan dan peran guru wisesa dalam mewujudkan kesukertaan di desa pakraman, serta kebijakan dan strategi desa pakraman dalam mengatasi dan meyelesaikan konflik adat di Bali.(Humas Gianyar)