Dibalik geliat industri pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali yang semakin tinggi, terdapat realita meningkatnya jumlah orang gila atau depresi serta angka kasus bunuh diri yang salah satunya diakibatkan belitan masalah ekonomi. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Suryani Institut for Mental Health dihadapan Relawan penanggulangan penyakit gangguan jiwa di Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan Kerta Kertya Mandala Gianyar (5/6).
Suryani memaparkan hasil penelitian yang dilaksanakan yayasannya di Bali, selama tahun 2000 terdapat 100 orang meninggal karena bunuh diri dan meningkat menjadi 180 orang pada tahun 2004. Angka tersebut diluar angka percobaan bunuh diri yang gagal. Adapun penyebab utamanya adalah Depresi atau Gila, Hubungan kurang harmonis dengan pasangan atau keluarga, penyakit kronis menahun, serta faktor ekonomi.
Angka gangguan jiwa atau gila di Bali juga tiap tahunnya mengalami peningkatan, yayasan non profit yang didirikannya tersebut mencatat di Kabupaten Karangasem terdapat 850 orang gila dari 440 ribu jiwa penduduk, Kabupaten Buleleng dengan seribu orang gila dari 600 ribu jiwa penduduk, Kota Denpasar terdapat 120 orang gila dari 120 ribu penduduknya, jelas Suryani.
Setelah sebelumnya berhasil menyembuhkan beberapa orang gila di Kabupaten Karangasem dan Buleleng, kini yayasan Suryani bersama Pemkab Gianyar dan Yayasan Suka Cita yang dikelola turis Belanda, akan mendata dan mencoba melakukan hal serupa kepada orang Gila yang ada di Kabupaten Gianyar. Dirinya menampik jika dikatakan bersaing dengan RS Jiwa milik Pemprov dalam mengobati gangguan jiwa. “ini semua dilakukan secara suka rela karena panggilan jiwa untuk mengobati penderita gangguan jiwa yang sejatinya bias disembuhkan”, tutup Suryani.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar ditemui terpisah, Ir. Kadek Wisnu Wijaya mengharapkan kerjasama ini dapat membantu penderita gangguan jiwa yang terdapat di Kabupaten Gianyar. (Humas Gianyar)
Dibalik geliat industri pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali yang semakin tinggi, terdapat realita meningkatnya jumlah orang gila atau depresi serta angka kasus bunuh diri yang salah satunya diakibatkan belitan masalah ekonomi. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Suryani Institut for Mental Health dihadapan Relawan penanggulangan penyakit gangguan jiwa di Kabupaten Gianyar yang dilaksanakan di Taman Makam Pahlawan Kerta Kertya Mandala Gianyar (5/6).
Suryani memaparkan hasil penelitian yang dilaksanakan yayasannya di Bali, selama tahun 2000 terdapat 100 orang meninggal karena bunuh diri dan meningkat menjadi 180 orang pada tahun 2004. Angka tersebut diluar angka percobaan bunuh diri yang gagal. Adapun penyebab utamanya adalah Depresi atau Gila, Hubungan kurang harmonis dengan pasangan atau keluarga, penyakit kronis menahun, serta faktor ekonomi.
Angka gangguan jiwa atau gila di Bali juga tiap tahunnya mengalami peningkatan, yayasan non profit yang didirikannya tersebut mencatat di Kabupaten Karangasem terdapat 850 orang gila dari 440 ribu jiwa penduduk, Kabupaten Buleleng dengan seribu orang gila dari 600 ribu jiwa penduduk, Kota Denpasar terdapat 120 orang gila dari 120 ribu penduduknya, jelas Suryani.
Setelah sebelumnya berhasil menyembuhkan beberapa orang gila di Kabupaten Karangasem dan Buleleng, kini yayasan Suryani bersama Pemkab Gianyar dan Yayasan Suka Cita yang dikelola turis Belanda, akan mendata dan mencoba melakukan hal serupa kepada orang Gila yang ada di Kabupaten Gianyar. Dirinya menampik jika dikatakan bersaing dengan RS Jiwa milik Pemprov dalam mengobati gangguan jiwa. “ini semua dilakukan secara suka rela karena panggilan jiwa untuk mengobati penderita gangguan jiwa yang sejatinya bias disembuhkan”, tutup Suryani.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar ditemui terpisah, Ir. Kadek Wisnu Wijaya mengharapkan kerjasama ini dapat membantu penderita gangguan jiwa yang terdapat di Kabupaten Gianyar. (Humas Gianyar)