Meski kemarau panjang terjadi beberapa bulan terakhir ini, namun lahan sawah di wilayah Gianyar bebas dari kekeringan. Dari  14.575 hektar luas lahan sawah, hanya dua subak yang mengalami kekurangan air  akibat penurunan debit air sungai, namun sudah disiasati dengan sistem pergiliran tanam.

Hal ini ditegaskan Sekretaris Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Pemkab. Gianyar, I Gusti Ngurah Aryawan didampingo Kabid Sarana dan Prasarana I Gusti Agung Sri Widiawati, ketika ditemui di Kantor Distanhutbun, (8/4).

Dua subak tersebut yakni subak Kebon Desa Kedisan Tegallalang seluas 31 hektar dan subak Sebatu seluas 79 hektar. Dampak dari penurunan debit air sebesar 30 persen dari aliran normal pada salah satu sungai dekat subak tersebut, menyebabkan aliran air irigasi juga tidak maksimal sehingga diterapkan sisten gilir tanam.  Sementara satu subak yakni subak Yeh Tengah Desa Kelusa Payangan dengan luas 52 hektar mengalami mundur tanam akibat kerusakanan saluran irigasi dan sudah diatasi  Dinas Pertanian.

“Kami sudah koordinasi dengan pihak Provinsi untuk segera melakukan perbaikan saluran irigasi yang rusak,” terang Ngurah Aryawan.  Menunggu perbaikan, pihaknya telah menganjurkan petani di subak  Yeh Tengah untuk tanam jagung, kedelai atau kacang tanah.

Gianyar terbebas dari kekeringan, menurut Ngurah Aryawan, karena banyak terdapat sumber air di kawasan Gianyar salah satunya keberadaan beberapa sungai.  Terbukti daerah hilir saat ini tidak kekurangan air seperti di Subak Selat Belega, Blahbatuh Gianyar waktu ini sukses panen padi.

Pemkab. Gianyar, kata dia telah menyiapkan sejumlah langkah bagi petani jika terjadi kekeringan, diantaranya menyiapkan berbagai teknologi termasuk pompa air.

Terkait ancaman hama penyakit sampai saat ini sepanjang pengamatan di lapangan, ada beberapa lahan pertanian petani yang terserang penyakit tungro, namun masih dibawah ambang batas, artinya tidak berdampak bagi produksi.

“Serangan hama dan penyakit tentu tetap ada tapi persentasenya sangat kecil dan tidak berpengaruh terhadap produksi,” tegas Ngurah Aryawan. (Humas Gianyar/NGR WW)