Meski usia sudah tidak muda lagi, namun gemulai gerak tarian pendet yang ditunjukkan ibu-ibu Darma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Gianyar mampu mengundang decak kagum penonton yang hadir. Mereka menunjukkan kebolehannya menari dalam lomba tari pendet antar ibu-ibu DWP di lingkungan Pemkab. Gianyar di Balai Budaya Gianyar, (14/11).
Meski ada sebagaian dari mereka sudah memiliki cucu, namun keluwesan mereka menari tak kalah dengan penari-penari muda lainnya. Bahkan Ketua DWP Kabupaten Gianyar Ny. Ambagari Gaga Adi Saputra pun turut unjuk kebolehan menari bersama istri-istri SKPD lainnya pada parade tari pendet sebelum lomba.
Tidak nampak keraguan di raut wajah ibu-ibu DWP, takut akan salah gerakan, tidak tepat dengan irama gambelan ataupun ketakutan akan kesulitan bangun seusai gerakan metimpuh (duduk bersimpuh). Semua tampil dengan senyum dan penuh percaya diri.
Ny. Ambari Gaga Adi Saputra mengatakan, kegiatan lomba dalam rangka HUT DWP dan Hari Ibu ini bukanlah sekedar lomba saja. Namun lebih pada semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh ibu-ibu aggota DWP. Meski ada diantara mereka yang tidak bisa menari, namun demi kegiatan ini mereka sangat giat latihan dan terbukti mereka memang berpotensi untuk itu.
“ Semangat dan kebersamaan inilah yang harus kita jaga, agar kedepannya apapun kegiatan yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik,” harap Ny. Ambari Gaga Adisaputra.
Selain itu Ketua DWP Kabupaten Gianyar ini menjelaskan, untuk memperingati HUT DWP dan Hari Ibu tahun ini semua kegiatan lebih diarahkan pada upaya pelestarian seni dan budaya. Seperti lomba ngulat tipat, semua perempuan Bali bisa melakukannya, namun hanya sedikit yang mengerti apa makna dari ngulat tipat itu. Hal-hal seperti inilah yang harus lebih dipahami bersama.
Sementara itu Sekda Kabupaten Gianyar, I.B Gaga Adi Saputra saat membuka lomba tari pendet mengaku kagum dengan semangat yang ditunjukkan ibu-ibu DWP. Gus Gaga sadar di usia seperti ini, banyak diantara mereka yang menderita penyakit asam urat maupun rematik yang membuat kesulitan untuk metimpuh. Namun pada lomba ini kesulitan itu tidak nampak sama sekali, semua sigap bak penari muda. “ Spirit inilah yang membuat saya salut pada ibu-ibu DWP,” kata Gus Gaga.
Selain itu Gus Gaga juga mengingatkan agar apapun lomba yang diadakan harus mampu membawa dampak yang positif bagi masyarakat sekitar.
Untuk lomba tari pendet, menghadirkan dewan juri dari ISI Denpasar seperti A.A Ayu Mayun Artati,SST. M.SN, Tjokorda Putra Istri Padmini,SST. M.SN dan salah satu pelaku seni di Gianyar I Nyoman Arjawa S.Sn. Ada 3 kriteria penilaian yaitu dari wiraga (adeg-adeg, tehnik gerak, koreografi dan tata rias), Wirama (irama musik) dan Wirasa (penjiwaan dan penampilan). (Humas Gianyar/eni)