Menjadi seorang presenter atau pembaca berita tidaklah mudah. Apalagi membaca berita berbahasa Bali, tingkat kesulitannya bisa lebih tinggi. Selain bisa mengusai suasana sebagai seorang pembaca berita, tutur katanya pun harus benar dan mudah diterima oleh masyarakat. hal ini ditegaskan oleh salah seorang juri Gusti Agus Susana , saat Lomba membaca berita berbahasa Bali, di Balai Budaya Gianyar, (11/4).

Peserta diwajibkan membacakan berita yang mereka buat sendiri, dengan tema tentang pembangunan Budaya Bali. Dengan waktu berkisar 7-10 menit, mereka harus mampu menampilkan diri layaknya seorang pembaca berita sungguhan. Peserta dalam membaca berita memakai bahasa Bali yang tidak baku seperti, sumeken, sinalih tunggil, sinalih tininggal dan lain-lainnya.

 “Jika ditekuni dan dilatih sejak dini, menjadi seorang pembaca berita berbahasa Bali merupakan pekerjaan yang sangat menjanjikan dan menjadi rebutan. Karena sangat sedikit yang menguasai bidang ini,” jelasnya Gusti Agus Susana.

Lebih lanjut dijelaskan, peserta dalam lomba ini akan dinilai dari segi penampilan atau ekspresi, vokal (lemah, keras dan mantap), intonasi atau tabuh basa (sesuai dengan rasa basa Bali), sor singgih bahasa dan diksa (pilihan kata dan ketepatan penggunaan kata).

Sementara itu menurut Kabid Dokumentasi dan Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Drs.I.A Made Adnyani, M.Si, lomba membaca berita berbahasa Bali ini merupakan salah satu upaya dari Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk melestarikan seni dan budaya Bali. Agar generasi muda memahami dan mengerti bagaimana berbahasa Bali yang baik dan benar. (HumasGianyar/eni)