Peringatan HUT Pariwisata Internasional Tahun 2014 di Kabupaten Gianyar yang mengambil tema “CHILDREN LIVING, See, Feel and Love Our Children”, merupakan momentum peningkatan pembangunan pariwisata ke depan di Kabupaten Gianyar disamping sebagai bentuk dukungan kepada Kabupaten Gianyar menuju Kabupaten/Kota Layak Anak. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, A.A. Ari Brahmanta saat puncak acara HUT Pariwisata Internasional di Stage Bukit Jati, Samplangan, (27/9).
Berbagai kegiatan dan perlombaan serangkaian peringatan HUT Pariwisata Internasional yang melibatkan anak-anak digelar diantaranya, Lomba Cerdas Cermat Pariwisata untuk anak – anak tingkat SD dan SMP, Foto Festival dengan Tema Kehidupan Anak – Anak, Lomba Melukis Tong Sampah, Pementasan dan Fashion Show anak – anak TK hingga gerakan peduli lingkungan dengan penanaman pohon serta pemungutan sampah plastik di kawasan Bukit Jati.
Pelaksanaan gerakan peduli lingkungan yang dilaksanakan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI), sebagai wadah pengenalan sejak dini kepada anak – anak tentang arti penting lingkungan terhadap kehidupan dan pariwisata sebagai sektor unggulan di Kabupaten Gianyar.
“Setidaknya ada memori pada anak, bahwa mereka juga terlibat dalam pelestarian lingkungan di kawasan Bukit Jati ini. Sehingga tertanam dalam diri anak, bahwa melestarikan lingkungan itu sesuatu hal yang wajib dilakukan,” terang Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, A.A. Ari Brahmanta.
Salah satu Guru TK Tunas Wangi, Bona, Ni Made Citariani mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif dalam rangka mendukung tumbuh kembang anak. Selain dikenalkan di sekolah, kegiatan seperti penanaman pohon dan pemungutan sampah plastik merupakan program pengenalan lingkungan secara langsung kepada anak yang akan berdampak pada peningkatan pemahaman anak akan arti penting kelestarian lingkungan.
“Tak hanya anak - anak, para orang tua dan guru-guru juga dilibatkan dalam kegiatan ini. Jadi setidaknya, ada contoh yang diberikan sebagai panutan bagi anak – anak,” terang Citariani. (Humas Gianyar/set)