Pemberian kredit tanpa agunan (KTA) bagi tenaga kerja yang akan bekerja sebagai satu dari tujuh program unggulan Pemkab. Gianyar, yang di launching pada 31 Maret 2009 lalu di Balai Budaya Gianyar mendapat sambutan antusias oleh berbagai kalangan masyarakat. Program KTA merupakan terobosan baru untuk dapat membantu meringankan beban calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri yang tidak mampu dari segi pembiayaan dengan nilai nominal maksimal kredit Rp. 35 juta.
Dalam perjalanannya 1,5 tahun program tersebut hasilnya tidak sesuai harapan, mengingat dari 512 orang tenaga kerja yang telah diberangkatkan ke luar negeri (tahun 2009 sebanyak 265 orang dan tahun 2010 sebanyak 247 orang) hanya enam orang yang memanfaatkan program KTA tersebut, sehingga berbagai kalangan komunitas masyarakat menganggap program KTA tidak berjalan efektif atau gagal. Terkait kondisi tersebut, Kadis Tenga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gianyar, I Made Sudamia, SH menerangkan keberadaan tenaga kerja Kabupaten Gianyar tahun 2009 jumlah angkatan kerja sebanyak 273.316 orang, yang telah bekerja sebanyak 265.362 orang (97,09%) dan pengangguran sebanyak 7.954 orang (2,91%). Salah satu Penyebab masih banyak pengangguran menurut Sudamia, karena kebanyakan pencari kerja yang hanya ingin bekerja pada sektor formal. Hal ini terbukti dengan Pencari kerja yang mendaftarkan diri untuk mencari kartu kuning AK 1 di tahun 2009/2010 sebanyak 5.551 orang terdiri dari sarjana sebanyak 2.121 orang (38,29%), diploma sebanyak 1.528 orang (27,53%) dan SMA/SMK sebanyak 1.902 orang (34,26%). Terkaiat dengan pencari kerja keluar negeri, Sudamia menyampaikan data, pada tahun 2009 tercatat ada sebanyak 305 orang dan ditahun 2010 tercatat sebanyak 203 orang yang datang ke kantor Disnakertrans. ”Dari jumlah pencari kerja yang datang ke Disnakertrans, sebagian besar masih miss understanding, karena mereka datang beramai-ramai dengan asumsi mendaftar diri untuk diberangkat keluar negeri dengan segela biaya oleh Pemkab, bahkan tanpa dibekali dengan ketrampilan khusus sesuai dengan standar kerja diluar negeri,” ungkap Sudamia.
Kadisnaketrans ini kemudian menerangkan, bahwa program yang ditawarkan pemerintah adalah pemberian bantuan Kredit Tanpa Agunan kepada para pencari kerja kurang mampu yang akan berangkat kerja keluar negeri dengan telah dilengkapi dengan paspor, visa kerja, job letter dan tiket. Selanjutnya pencari kerja dengan kelengkapan tersebut akan mendapat dana bantuan dari pemkab bekerjasama dengan pihak BPD Cabang Gianyar. Hal ini ditegaskan Kadisnakertrans, I Made Sudamia, SH pada acara Lokakarya Program KTA Bagi Tenaga Kerja Yang Akan Bekerja Keluar Negeri yang berlangsung di Ruang Sidang Kantor Bupati (22/7).
Hingga hari ini tercatat enam orang pencari kerja yang telah mendapat KTA. Namun dari jumlah ini 2 diantaranya macet atau tidak membayar angsuran beberapa kali karena yang bersangkutan tidak jadi berangkat dengan alasan yang tidak jelas. Hal ini kemudian mengakibatkan pihak BPD mengeluarkan keputusan menghentikan sementara pemberian kredit. Hal ini sesuai perjanjian kerjasama dengan BPD, sesuai dengan bunyi pasal 4 ayat hurup i, yang isinya jika terjadi kredit macet atau Non Porming Loan (NPL) mencapai 5% maka pihak Bank menghentikan sementara kredit dan akan dilanjutkan kembali setelah kolektibilitas kredit dimaksud lancar. Akibat kemacetan dua orang tersebut melebihi 5% sehingga KTA sudah terancam tidak bisa dicairkan atau dihentikan sementara.
Menanggapi hal tersebut, peserta yang hadir dalam lokarya, seperti anggota Komisi D, Arjawa mengharapkan agar dicarikan bapak anggkat atau pihak ketiga sebagai penjamin program ini. Dewa Anom Astawa menyampaikan agar program ini ditinjau ulang, dan bila memungkinkan diarahkan pada pelaksanaan pemberdayaan SDM yang akan diberangkatkan keluarga negeri. Sementara, Mangku Rata dari Garansi mengusulkan agar dana dari BPD dikenakan agunan dengan bunga yang lebih kecil.
Menanggapi hal ini, Kadisnaketrans menerangkan selama ini dari data dan informasi yang dikumpulkan, calon tenaga kerja yang siap berangkat condong memilih dan menggunakan kredit dana yang ada di perusahan masing-masing. Hal ini mengingat setelah job leter keluar dapat diberikan program pinjaman yang lebih besar. Disamping itu juga banyak terdapat penipuan perekrutan dan pengiriman calon TKI dengan membayarkan sejumlah uang yang ternyata bodong. Terkait dengan hal itu langkah yang kini dilakukan adalah dengan mengupayakan agar kredit macet dapat diselesaikan, pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja, pembentukan kelompok usaha bersama, peningkatan program padat karya. Sementara itu, Kepala Cabang BPD Gianyar, I G N Agustana selaku nara sumber menerangkan proses pencairan KTA.
Kelahiran program KTA ditahun 2008, sebagai jawaban atas kondisi saat itu, dimana kondisi pariwisata yang merosot dibarengi dengan PHK pada industri pariwisata. Dalam situasi sekarang dimana kondisi pariwisata sudah mulai membaik banyak tenaga yang dapat diserap disektor ini, sehingga berujung pada menurun minat untuk bekerja keluar negeri. Selain itu fasilitas kredit yang diberikan pada perusahan penyalur tenaga kerja juga sangat menjanjikan sehingga lebih menarik minat calaon TKI tersebut. Hal ini disampaikan Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat membuka kegiatan lokakarya.
Bupati mengharapkan kegiatan lokakarya dapat dijadikan sarana untuk mencari terobosan, masukan dan sekaligus sosialisasi terhadap program ini. Selain itu, Bupati juga menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh jajaran Dinas Tenaga Kerja dan tramsmigrasi Kabupaten Gianyar, yang tak kenal lelah untuk berupaya melakukan tugas untuk meyukseskan program ini. Terhadap kondisi ini, salah seorang peserta yang juga merupakan direktut LP2B, Dedek Arimbawan selama ini kebutuhan tenaga kerja indonesia untuk kapal pesiar sangat tinggi. Pada hari ini juga dirinya mengaku akan memberangkatkan 30 orang untuk bekerja di luar negeri. Namun dari 30 orang yang diberangkatkan hanya 1 orang yang berasal dari Gianyar. Karena selama ini kebanyakan calon pekerja dari Gianyar yang disalurkan lewat perusahan yang ada di Denpasar dengan berbagai alasan dan pertimbangan, disamping mereka juga banyak mendapat pinjaman dari perusahan penyelur masing-masing.(Humas Gianyar)