Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata menghadiri  dan sembahyang bersama  krama  Banjar Adat Dukuh Desa Pekraman Sidan, Gianyar, pada  puncak Karya Memungkah, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Mapadudusan Agung, Tawur Agung dan Pedanaan di Pura Kelor, pada Anggarakasih Medangsia, (6/1).

Pada puncak karya yang di-puput 11 sulinggih tersebut dilaksanakan upacara Ngebat Daun, Bangun Ayu, Ngenteg Linggih, Ngingkup, Mapeselang, Pujawali, Ngusaba, Mejejiwan dan Maindang-indangan. Disela-sela pelaksanaan upacara tersebut, diiringi dengan Tabuh Bebarungan, Wayang, Topeng, Rejang, Baris Gede, Gambuh, Selonding dan Pesantian.

Ketua Panitia Karya I Gusti Ketut Gatra mengatakan, pelaksanaan Karya telah mulai Sejak Oktober 2014 lalu diawali Mecaru Pengeruak, lanjut  pekelem di Gunung Agung dan Danau Batur (28 Desember 2014), Mecaru Rsi Gana, Mepedagingan dan Mecaru Balik Sumpah (30 Desember 2014), Tawur Agung, Pedanaan dan Makekundan, Kamis (1/1), Mekiyis ke Segara, Sabtu (3/1), Mepepada Agung, Memben, Senin (5/1), selanjutnya Nyegara Gunung dan Nyineb pada 18 Januari 2014.

Sumber dana Karya Agung yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp. 1,2 miliar ini berasal dari iuran krama masing-masing Rp. 4 juta per KK, dari jumlah 120 KK. Selain itu sumber dana berasal dari dana punia.

Tujuan dari digelarnya Karya Agung ini adalah untuk dapat menyeimbangkan baik buana agung dan buana alit, dengan harapan agar masyarakat Desa pakraman Sidan  khususnya dan seluruh jagat beserta isinya selalu dilimpahi karahayuan dan kedamaian.

Bupati Agung Bharata dalam kesempatan itu mengungkapkan apresiasinya terhadap krama Desa Pekraman Sidan  yang telah melaksanakan karya ini dengan sebaik-baiknya. Menurutnya pelaksanaan karya ini memberikan arti besar bagi kondisi spiritual masyarakat. Diharapkan dengan upacara  ini masyarakat akan bersatu untuk menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan sebaik-baiknya. (Humas Gianyar/NGR WW)