KDRT seperti fenomena gunung es, yang dipermukaan terlihat kecil namun kenyataannya lebih banyak. Hal ini mungkin karena banyak korban yang tidak melaporkan kekerasan yang dialaminya.
Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Bali Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) masih tinggi, 673 kasus tahun 2009, 782 kasus tahun 2010 menurun 627 kasus di tahun 2011. Hal tersebut di ungkapkan Kasubid BP3A Provinsi Bali, Agung Purnamawati pada Sosialisasi dan Advokasi Pelayanan KDRT dan Anak oleh Provinsi Bali di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Gianyar (29/5).
Ketua Pelaksana P2TP2A Kabupaten Gianyar, Muyasmin menjelaskan berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Gianyar tahun 2011 terdapat 7 kasus kekerasan terhadap anak dan 18 kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang mengadu ke P2TP2A Kabupaten Gianyar. Untuk tahun 2012 belum ada kasus KDRT yang di laporkan ke P2TP2A Kabupaten Gianyar. Namun bukan berarti kasus KDRT tidak terjadi di Kabupaten Gianyar. Hingga saat ini kesadaran masyarakat untuk melaporkan KDRT masih rendah dengan berbagai alasan kepada pihak berwajib. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Gianyar menggelar Sosialisasi dan Advokasi Pelayanan KDRT dan Anak yang bekerja sama dengan BP3A Provinsi Bali.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi agar masyarakat paham tentang KDRT serta mendukung dan lebih peduli sehingga perempuan dan anak terbebas dari berbagai tindak kekerasan berbasis gender pada berbagai aspek kehidupan. Kepada para masyarakat juga diharapkan untuk terbuka dan tidak takut melapor atau mengadu ke P2TP2A jika menjadi korban kekerasan.
Sosialisasi diikuti oleh 50 peserta, terdiri dari; Majelis Madya Desa Pekraman, Majelis Alit Desa Pekraman, unsur TP PKK, Tokoh Masyarakat dan Agama, LSM, Pengurus dan Anggota P2TP2A dan unsur Badan PP&KB. Sosialisasi di berikan oleh pakar hukum, yakni Agung Dwi Astika, SH, MH dengan materi penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan Luh Sukawati, SH materi mekanisme pembentukan P2TP2A, sebagai moderator Dewi Bunga, SH, MH. (Humas Gianyar)
KDRT seperti fenomena gunung es, yang dipermukaan terlihat kecil namun kenyataannya lebih banyak. Hal ini mungkin karena banyak korban yang tidak melaporkan kekerasan yang dialaminya.
Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Bali Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) masih tinggi, 673 kasus tahun 2009, 782 kasus tahun 2010 menurun 627 kasus di tahun 2011. Hal tersebut di ungkapkan Kasubid BP3A Provinsi Bali, Agung Purnamawati pada Sosialisasi dan Advokasi Pelayanan KDRT dan Anak oleh Provinsi Bali di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Gianyar (29/5).
Ketua Pelaksana P2TP2A Kabupaten Gianyar, Muyasmin menjelaskan berdasarkan data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Gianyar tahun 2011 terdapat 7 kasus kekerasan terhadap anak dan 18 kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang mengadu ke P2TP2A Kabupaten Gianyar. Untuk tahun 2012 belum ada kasus KDRT yang di laporkan ke P2TP2A Kabupaten Gianyar. Namun bukan berarti kasus KDRT tidak terjadi di Kabupaten Gianyar. Hingga saat ini kesadaran masyarakat untuk melaporkan KDRT masih rendah dengan berbagai alasan kepada pihak berwajib. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Gianyar menggelar Sosialisasi dan Advokasi Pelayanan KDRT dan Anak yang bekerja sama dengan BP3A Provinsi Bali.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi agar masyarakat paham tentang KDRT serta mendukung dan lebih peduli sehingga perempuan dan anak terbebas dari berbagai tindak kekerasan berbasis gender pada berbagai aspek kehidupan. Kepada para masyarakat juga diharapkan untuk terbuka dan tidak takut melapor atau mengadu ke P2TP2A jika menjadi korban kekerasan.
Sosialisasi diikuti oleh 50 peserta, terdiri dari; Majelis Madya Desa Pekraman, Majelis Alit Desa Pekraman, unsur TP PKK, Tokoh Masyarakat dan Agama, LSM, Pengurus dan Anggota P2TP2A dan unsur Badan PP&KB. Sosialisasi di berikan oleh pakar hukum, yakni Agung Dwi Astika, SH, MH dengan materi penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dan Luh Sukawati, SH materi mekanisme pembentukan P2TP2A, sebagai moderator Dewi Bunga, SH, MH. (Humas Gianyar)