Desa Pakraman Patas mewakili Gianyar ke ajang lomba Desa Pakraman se-Provinsi Bali. Tim Penilai Provinsi Bali datang pukul 10 :00 wita disambut berbagai atraksi dan parade budaya hasil kearifan lokal Desa Pakraman Patas, hal tersebut diungkapkan Bendesa Desa Pakraman Patas, I Nyoman Adnyana di Wantilan Pura Puseh/Desa, Desa Pakraman Patas, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, (28/10).
lebih lanjut, I Nyoman Adnyana mengatakan parade budaya yang ditampilkan merupakan hasil kearifan lokal setempat. Parade merupakan penjabaran dari keseharian warga desa pakraman, di berbagai kehidupan seperti di parhyangan, pawongan dan juga palemahan. Parade menampilkan warga yang membawa lambang desa, parade baris Idih-idih, Mekincang-kincung, semua kegiatan tersebut merupakan rangaikan pujawali Ngusaba Kepitu yang biasa dilaksanakan.
Warga pengarep Desa Pakraman Patas terdiri 24 KK, dan total 90 KK termasuk Krama Dalem. Keterbatasan jumlah penduduk bukan menyurutkan semangat warga dalam menjalankan berbagai kegiatan adat, budaya yang dijiwai Agama Hindu. Melalui lomba desa pakraman, merupakan salah satu momentum penting dalam melaksanakan kehidupan bermasyarakat. Lomba sudah dipersiapkan sejak 3 bulan lalu, semenjak disempurnakannya Awig-awig Desa Pakraman Patas. Batas Desa Pakraman Patas, di sebelah utara berbatasan dengan Desa Pakraman Pisang Kaja, batas timur Tukad Sempana, Bagian barat Tukad Petanu dan bagian selatan Desa Pakraman Belong. “ Kami siap melaksanakan lomba ini karena kesiapan dan kerjasama warga yang baik,” terang Adnyana.
Bupati Gianyar, A. A. Gde Agung Bharata yang diwakili Asisten III Setda Kabupaten Gianyar, I Wayan Sudamia sangat mengapresiasi warga Desa Pakraman Patas. Dalam sambutannya Bupati Gianyar, Agung Bharata mengucapkan selamat datang kepada para tim, dan semoga Desa Pakraman Patas bisa menjadi yang terbaik. Lomba desa merupakan ajang pemersatu antar warga, dan awig-awig yang disusun menjadi acuan pelaksanaan kehidupan warga kedepan. Kehidupan yang teratur akan menjadikan warga sejahtra.” Melalui lomba ini, diharapkan generasi penerus desa pakraman lebih tertarik belajar dan menjaga kelestarian desa pakraman,” terang Sudamia.
Senada dengan yang diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali selaku ketua dewan juri, I Ketut Suastika bahwa menyikapi berbagai isu globalisasi harus disikapi mulai dari desa pakraman. Sehingga peningkatan pengetahuan, pemberdayaan masyarakat dan penataan kelembagaan bisa ditingkatkan. Pemerintah Provinsi Bali akan terus meningkatkan bantuan di berbagai bidang ke desa pakraman. Tujuan bantuan tersebut agar dapat meringankan beban warga dan juga bisa menjaga budaya yang adiluhung. “ Peranan kebudayaan sangat strategis dalam menangkal pengaruh negatif era globalisasi dan menjaga keberlanjutan desa pakraman”, terang Suastika. (Humas Gianyar/Suar)