Ubud sebagai ibukota kecamatan, dikenal dengan berbagai julukan oleh wisatawan. Daya tarik Ubud sebagai sebuah destinasi wisata utama karena keunikan budaya yang dimiliki. Kebudayaan lah yang menjadi generator berkembangnya pariwisata ubud. Salah satu unsur kebudayaan yang masih tetap mendongkrak daya tarik wisata ubud adalah kesenian.
Hal ini disampaikan Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati pada acara pembukaan Pameran Kebiar Seni XIII dengan tema Lascarya di Museum Puri Lukisan Ubud (21/7).
Peraih gelar Doktor Kajian Budaya Unud ini menganalogkan, generator kebudayaan telah menghidupkan lampu-lampu pariwisata di Ubud, seperti hotel, restoran, art shop dan berbagai industri pariwisata lainnya.
Untuk itu, Cok Ace mengajak semua komponen masyarakat dan pelaku pariwisata untuk terus menjaga generator Ubud agar terus dapat menjadi sumber energi bagi lampu-lampu pariwisata Ubud.
“generator ini tentunya memiliki batas sumber daya energi untuk menghidupkan berbagai lampu yang terus berkembang, untuk itu mari kita jaga dan rawat generator ini agar mampu menjadi penerang bagi kita semua”, ungkap Cok Ace.
Menurut Directur, Museum Puri Lukisan Ir. Tjokorda Bagus Astika, Pameran Kebiar Seni XIII, dengan tema Lacarya menampilkan 60 buah karya seni lukis bali dari 40 seniman muda dari Ubud, Tegalalang dan wilayah Gianyar. Tema Lascarya dipilih agar para seniman dapat dengan tulus-iklas berkarya untuk dipersembahkan kepada generasi penerus, sekaligus dapt meneruskan pondasi yang telah ditananmkan para seniman era Pitamaha di Tahun 1930-an.
Kegiatan Pameran yang dilaksanakan di Museum Puri Lukisan Ubud beralangsung dari tanggal 21 Juli – 21 Oktober. Dalam pembukaan pameran selain menghadirkan para Ketua Yayasan Ratna Wartha Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati, pemilik Museum seperti Pande Suteja Neka, I Nyoman Gunarsa.
Beberapa pelukis yang ikut dalam pameran diantaranya Ida Bagus Alit Putra, I Made Ariasa, Ngakan Made Artawa dan seniman muda lainnya. (Humas Gianyar)
Ubud sebagai ibukota kecamatan, dikenal dengan berbagai julukan oleh wisatawan. Daya tarik Ubud sebagai sebuah destinasi wisata utama karena keunikan budaya yang dimiliki. Kebudayaan lah yang menjadi generator berkembangnya pariwisata ubud. Salah satu unsur kebudayaan yang masih tetap mendongkrak daya tarik wisata ubud adalah kesenian.
Hal ini disampaikan Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati pada acara pembukaan Pameran Kebiar Seni XIII dengan tema Lascarya di Museum Puri Lukisan Ubud (21/7).
Peraih gelar Doktor Kajian Budaya Unud ini menganalogkan, generator kebudayaan telah menghidupkan lampu-lampu pariwisata di Ubud, seperti hotel, restoran, art shop dan berbagai industri pariwisata lainnya.
Untuk itu, Cok Ace mengajak semua komponen masyarakat dan pelaku pariwisata untuk terus menjaga generator Ubud agar terus dapat menjadi sumber energi bagi lampu-lampu pariwisata Ubud.
“generator ini tentunya memiliki batas sumber daya energi untuk menghidupkan berbagai lampu yang terus berkembang, untuk itu mari kita jaga dan rawat generator ini agar mampu menjadi penerang bagi kita semua”, ungkap Cok Ace.
Menurut Directur, Museum Puri Lukisan Ir. Tjokorda Bagus Astika, Pameran Kebiar Seni XIII, dengan tema Lacarya menampilkan 60 buah karya seni lukis bali dari 40 seniman muda dari Ubud, Tegalalang dan wilayah Gianyar. Tema Lascarya dipilih agar para seniman dapat dengan tulus-iklas berkarya untuk dipersembahkan kepada generasi penerus, sekaligus dapt meneruskan pondasi yang telah ditananmkan para seniman era Pitamaha di Tahun 1930-an.
Kegiatan Pameran yang dilaksanakan di Museum Puri Lukisan Ubud beralangsung dari tanggal 21 Juli – 21 Oktober. Dalam pembukaan pameran selain menghadirkan para Ketua Yayasan Ratna Wartha Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati, pemilik Museum seperti Pande Suteja Neka, I Nyoman Gunarsa.
Beberapa pelukis yang ikut dalam pameran diantaranya Ida Bagus Alit Putra, I Made Ariasa, Ngakan Made Artawa dan seniman muda lainnya. (Humas Gianyar)