Sebagai rangkaian acara dari Ubud Writers and Readers Festival tahun 2010, diselenggarakan bedah buku karya Sarojini dengan judul “Concealed Secrets in The Museum Buildings of Ubud Bali,” di Hotel The Royal Pita Maha, Ubud (8/10).Buku karya Sarojini yang berisi tentang lima museum yang ada di Ubud, diluncurkan perdana di Puri Saren Ubud lusa (7/10).

Pada peluncuran perdana buku diserahkan kepada Bupati Gianyar, Wakil Bupati Gianyar, Pangelingsir Puri Ubud, Para Pemilik Museum seperti Nyoman Rudana, Nyoman Gunarsa, Suteja Neka, Mario Blanco, Agung Rai. Sedangkan pada acara bedah buku tersebut dibawakan oleh Profesor Ardika dari Universitas Udayana serta Putu Rumawan dari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Udayana. Dari kegiatan bedah buku, dapat kita simak bahwa semua museum yang ada di Ubud memiliki suatu karakteristik unik yang membedakan antara satu dengan lainnya, meskipun museum-museum yang diungkapkan dalam buku ini sepenuhnya adalah museum lukisan.

Seperti yang diungkapkan sendiri oleh penulisnya, Sarojini, yang tiada lain adalah seorang arsitek, akademisi, serta pemerhati seni, tujuan dari buku ini sesungguhnya adalah ingin memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada siapa saja, dan terutama tentunya kepada generasi muda. Sehingga penyajian yang disampaikan dalam buku ini lebih sangat sederhana guna memudahkan pemahaman tentang berbagai istilah dalam dunia arsitektur.

Pangelingsir Puri Peliatan, Cokorda Gde Putra Nindia, yang sempat hadir dalam acara bedah buku tersebut mengapresiasi kepada penulis yang telah mengungkap peran pemilik museum dalam menjaga seni dan budaya masyarakat. Cok Nindia juga mengucapkan terima kasih kepada para pemilik museum yang secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam memberikan citra yang baik kepada Ubud, dan Bali secara umum di dunia internasional. “Berkat peran merekalah Bali bisa menjadi seperti sekarang,” imbuh Cok Nindia.(Humas Gianyar)