Mencermati perkembangan lingkungan strategis dengan berbagai isu tentang ancaman yang dihadapi seperti penyusupan, invasi, gerakan saparatis bersenjata dan perkembangan sosial masyarakat terutama daerah perbatasan, maka pembangunan kekuatan dan penataan jajaran Kodam IX/Udayana merupakan kebutuhan mendesak dan harus segera dilakukan. Demikian ditegaskan, Pangdam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Torry Djohar BT saat peresmian Batalyon Zeni Tempur -18/Yudha Karya Raksaka (Yonzipur 18/YKR) Gianyar, (27/10).
Mayor Jedneral TNI, Torry Djohar BT menambahkan, selaku pembina kekuatan, Kodam senantiasa melakukan pengkajian, penataan, pembinaan organisasi satuan di jajarannya secara terarah dalam rangka menghadapi setiap bentuk potensi ancaman yang mungkin timbul di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menyikapi hal itu adalah pengembangan Dentasemen Zeni Tempur (Denzipur) 9 Gianyar menjadi Batalyon Zipur Organik dengan nama Batalyon Zeni Tempur-18/Yudha Karya Raksaka (Yonzipur 18/YKR) yang dipimpin oleh Komandan Batalyon Zeni Tempur 18/Yudha Karya Raksaka yang pertama, Letkol CZI. M. Leo Pola A.S. SH.
“Langkah ini merupakan salah satu solusi yang tepat dalam rangka mengoptimalkan peran dan tugas pokok KodamIX/Udayana,” tegas Mayor Jenderal TNI Torry Djohar BT.
Batalyon Zeni Tempur-18/Yudha Karya Raksaka merupakan Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur) yang berkedudukan langsung di bawah Pangdam IX/Udayana. Satuan ini mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kontruksi dan destruksi guna memperbesar daya gerak pasukan sendiri dan memperkecil daya gerak pasukan musuh, mempertinggi kelangsungan hidup dan kemampuan operasional satuan manuver Kodam serta kemampuan Nubika pasif.
Disamping itu, dengan adanya dislokasi pasukan yang tersebar di tiga provinsi yakni Provinsi Bali yaitu Kompi Markas dan Kompi Bantuan di Gianyar dan Kompi “A” di Singaraja, sedangkan Kompi “B” berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Kabupaten Mataram) dan Kompi “C” di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Naibonat, Kabupten Kupang), maka secara langsung menjadikan mobilitas pasukan tinggi karena ketika dibutuhkan dalam waktu mendesak dan sifatnya insidentil cepat dapat digerakkan.
Komandan Batalyon Zeni Tempur -18/Yudha Karya Raksaka, Letkol CZI. M. Leo Pola A.S. SH mengtakan, pengembangan dari Denzipur-9 menjadi Batalyon Zeni Tempur-18/ Yudha Karya Raksaka merupakan langkah yang strategi dalam rangka mendukung keamanan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara secara umum dan Kabupaten Gianyar pada khususnya. Gelar pasukan yang tersebar ini bertujuan untuk membantu tugas – tugas Kodam IX/Udayana dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dengan priotas tugas antara lain pengamanan VVIP, membantu pemerintah daerah dalam menanggulangi akibat bencana alam dan tugas kemanusiaan serta membantu tugas pemerintah daerah melalui Bhakti TNI dan Karya Bhakti.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra menyambut baik pengembangan Denzipur 9 Gianyar menjadi Yonzipur 18/YKR yang dilakukan Kodam IX/Udayana. Upaya ini merupakan langkah yang strategis dalam medukung terjaganya keamanan di Kabupaten Gianyar pada khususnya dan Bali pada umumnya. Apalgi Kabupaten Gianyar sebagai salah satu barometer pariwisata di Bali, sehingga faktor keamanan menjadi kunci utama pembangunan pariwisata sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, keberadaan Istana Negara di Tampaksiring yang banyak dikunjungi oleh tamu – tamu kenegaraan juga menjadi pertimbangan peningkatan keamanan di wilayah Kabupaten Gianyar.
“Pengembangan Denzipur ke Yonzipur ini akan memberi dampak yang positif bagi peningkatan keamanan di Gianyar sebagai salah satu persyaratan mutlak perkembangan pariwisata ke depan,” terang Gus Gaga.
Gus Gaga menambahkan, dengan diresmikannya Batalyon Zeni Tempur 18/Yudha Karya Raksaka diharapkan kordinasi kerjasama yang selama ini terbangun dengan baik dapat lebih ditingkatkan. Seperti, kerjasama dalam penanggulangan bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Gianyar serta kegiatan sosial kemanusiaan lainnya. (Humas Gianyar/Set)