PHDI Gianyar Edarkan Himbauan Hari Raya Nyepi
Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Gianyar memberikan pedoman terkait pelaksanaan hari raya Nyepi tahun saka 1937 yang tahun ini jatuh pada tanggal 21 maret 2015 nanti.
Hal tersebut tertulis dalam surat edaran (SE) nomor 13/SE/PHDI-GR/II/2015 PHDI Kabupaten Gianyar yang disampaikan melalui rilis Humas Pemkab Gianyar, (25/2). Berkenaan dengan rangkaian upacara, kegiatan upacara Melasti dapat dilaksanakan dari tanggal 18-20 maret. Sekembali dari Melasti, Ida Bhatara nyejer di Pura Desa/Bale Agung sampai 20 maret. Setelah selesai Ngaturang Tawur Kesanga, Ida Bhatara kembali ke Kahyangan masing – masing.
Ketua PHDI Gianyar Gusti Agung Mk. Adiarta mengatakan, pada Tawur Kesanga yang berlangsung 20 maret, acuan pelaksanaannya, dimulai dengan nunas tirta dan nasi tawur, perwakilan masing – masingh desa/kecamatan untuk datang ke Pura Besakih, sekitar pukul 10 pagi, dengan membawa Sujang sebagai tempat Tirtha Tawur, serta Daksina Pejati.
Kemudian tingkat Kabupaten/Kota, menggunakan Upakara Tawur Agung dilaksanakan dengan mengambil tempat pada Catuspata saat tengai tepet (pukul 12 siang). Berikutnya di tingkat kecamatan, menggunakan upakara Caru Panca Sanak, yaitu lima ekor ayam (Panca Warna), ditambah itik belang kalung pada tengai tepet. Selanjutnya, di tingkat desa, menggunakan Upacara Caru Panca Sata dengan lima ekor ayam (Panca Warna), dilangsungkan saat Sandi Kala (pukul setengah 7 petang). Begitu juga pada tingkat Banjar, menggunakan Upakara Caru Eka Sata, yaitu Ayam Brumbun dengan olahan urip 33 (Urip Bhuwana) saat Sandi Kala.
Dalam tingkat rumah tangga, menghaturkan Banten Pejati semampunya, dan dinatar depan pelinggih cukup mempersembahkan Segehan Agung cacahan 11/33 tanding. Di halaman rumah, mengahaturkan segehan manca warna Sembilan tanding, dengan olahan ayam brumbun, tetabuhan tuak, arak, berem, dan air. Untuk di Jaba/Lebuh, menghaturkan nasi cacah 108 tanding, dengan ulam jejoran matah. Semua segehan tersebut dihaturkan sebelum sandi kala. Di sanggah cucuk dihaturkan peras daksina kelanan.
Pada saat Ngerupuk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya untuk dilaksanakan secara hikmat, tertib, dan aman. Sarana pokok Ngerupuk berupa api (obor), bawang, mesui, dan beleganjuran.
Untuk Nyepi Sipeng, dilaksanakan selama sehari penuh (24 jam) mulai pukul 6 pagi sampai 6 pagi keesokan harinya. Dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu tidak menyalakan api (Amati Gni), tidak melakukan kegiatan fisik (Amati Karya), tidak bepergian (Amati Lelungan), tidak mengadakan hiburan (Amati Lelanguan). Rangkaian hari raya, dipungkasi dengan upacara Ngembak Gni, yaitu Ngelebar Brata Penyepiaan dengan melakukan Sima Krama atau Dharma Santi. (Humas Gianyar/Ari)