Serangkaian dengan peringatan hari pariwisata Indonesia dan dunia yang jatuh pada tanggal 27 September, Pemkab. Gianyar melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar mengadakan beberapa kegitan. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi, penyebaran penyeluhan pariwisata kepada anggota sekaa teruna oleh Jegeg-bagus, penyebaran brosur door to door tertib wisata, bersih dan penghijauan. Seperti tampak pada kegiatan bersih-bersih dan penghijauan di Kawasan Wisata Kokokan Desa Petulu, Ubud (23/9).
Kegiatan bersih-bersih melibatkan jajaran SKPD, TNI/Polri, Kelompok Sadar Wisata dan anggota masyarakat dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Gianyar, Dewa Made Sutanaya dan Sekda Kab. Cokorda Gde Putra Nindia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, A.A. Ari Brahmanta ditemui disela-sela kegiatan bersih-bersih menyampaikan, selain serangkian peringatan hari pariwisata, kegiatan yang difokuskan di Objek Wisata Kokokan ini dapat membangkitkan keberadaan objek wisata ini. Kebersihan merupakan indikator penting dalam industry pariwisata, selain itu lewat kegiatan penghijauan ini diharapkan dapat menjadi kelestarian burung kokoan, mengingat pohon menjadi habitat pentingnya. Adapun jenis pohon yang ditanam pada acara tersebut adalah pohon body sebagai simbul perdamaian.
Wakil Bupati Gianyar menyampaikan Wisata Kokokan di Petulu, sangat unik karena satu-satu di Bali, mungkin juga di Indonesia. Untuk itu, pengembangan objek ini perlu dilakukan sebagai salah satu daya tarik wisata di kabupaten Gianyar yang cukup terbilang unik.
Dewa Made Sutanaya menambahkan, terlebih dengan telah dibentuknya Badan Pengelola Wisata Burung Kokokan Petulu, diharapkan mampu mengembangkan objek ini, menjadi salah satu daya tarik pariwisata. Sehingga dengan berkembangnya pariwisata di kawasan ini, dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Ketua Badan Pengelola Objek Wisata Burung Kokokan Petulu, Wayan Sudarsana menjelaskan terbentuknya kelompok ini bermula dari keprihatinan masyarakat sejak tahun 1965, objek ini belum terkelola secara optimal.
“Pembentukan kelompok ini sebagai bentuk keprihatinan, akibat belum terkelolanya objek ini secara baik sejak tahun 1965”, ungkap Suardana.
Dalam mengembangkan objek, bersama dinas terkait dan seluruh kompoenen masyarakat, kelompok ini sudah melakukan penataan kawasan. Penataan fisik dan psikis telah kami upaya dalam mengembangkan objek wisata ini. Secara psikis kame lakukan lewat membangun kesadaran kepada masyarakat tentang arti penting menjaga kelestarian lingkungan, dan burung kokokan. Mengingat jika hal ini tidak dijaga maka, tidak ada lagi daya tarik wisata di kawasan ini. Untuk fisik, telah dibangun loket masuk, serta menyiapkan gerbang da lahan parkir.
Selain dua hal tersebut, beberapa langkah yang akan ditempuh adalah dengan menyediakan atraksi burung kokokan, tarian dan gamelan serta penangkaran, untuk makin meningkatkan daya tariknya.
Bendesa Pakraman Petulu, I Wayan Beneh menjelasakan pihak bersama seluruh desa sangat mendukung pengembangan objek wisata ini. Sejak Kokokan dating di tahun 1965, desa telah melindungi keberadaan burung yang disucikan lewat awig-awig yang ditaati sampai sekarang.
Wayan Beneh menambahkan, Burung Kokokan yang hidup disepanjang jalan desa, biasa meninggalkan Petulu dari pukul 05-07 pagi untuk mencari makan dan kembali lagi ke Petulu pada pukul 17-19 di sore hari. Ditambahkan Beneh, pada bulan juli hingga oktober, yaitu pada musim high season kunjungan wisatawan justru kokokan jumlahnya sedikit di Petulu. Hanya terdapat puluhan hingga ratusan.
“Pada bulan antar juli hingga oktober, kokokan biasanya berbulan madu dengan memilih tempat seperti deket pantai dan hutan bakau, pada akhir oktober baru kembali lagi ke Petulu”, ungkap Beneh.
Pada akhir oktober Burung Kokokan akan banyak kembali lagi untuk bertelur dan membesar anaknya di Petulu hingga Bulan mei. Antara bulan oktober akhir hingga mei, jumlah Kokokan disini bisa mencapai 10-20 ribu disepanjang jalan Desa Pakraman Petulu.
“Mungkin pada bulan turis pada berwisata, Burung Kokokan disini juga ikut berwisata”, imbuh Beneh.
Berkenaan dengan hal itu, dicarikan terobosan oleh pihak pengelola sehingga pada high season para wisatawan dapat pula melihat burung yang jumlah ada tiga jenis di Wilayah Petulu ini.
Tiga jenis Burung Kokoan di Petulu, adalah jenis yang keseluruhan bulunya berwarna putih, kedua, kokan dengan jambul belakang berwarna kuning, dan kokokan dengan jambul berwarna hitam. Pungkas Wayan Sudarsana. (Humas Gianyar)