Seminar pendidikan dengan tema ”Humanis Education For The Next Century School” digelar di wantilan Pura Dalem Desa Pekraman Sanding pada Selasa (30/11) serangkaian perayaan Lustrum I SMKN 1 Tampaksiring. Seminar pendidikan yang ditujukan bagi guru-guru TK, SD, SMA/SMK/MA Se-Bali dilaksanakan dalam rangka HUT PGRI ke-65 dan hari Guru Nasional. Seminar dihadiri oleh Kabid. SMA/SMK Disdikpora Gianyar, Ketua Komite SMKN 1 Tampaksiring, Camat Tampaksiring, Kepala Desa dan Bendesa Desa Pekraman Sanding, Kepala Sekolah SMKN 1 Tampaksiring, Ketua KNPI Gianyar, serta sekitar 200-an orang guru sebagai peserta
Made Pariana, S.S. selaku ketua panitia dan kepala jurusan multimedia di SMKN 1 Tampaksiring, dalam laporannya menyampaikan bahwa sekitar 200-an orang guru mengikuti seminar tersebut dan secara implisit pihaknya ingin memperkenalkan kepada publik bahwa di Tampaksiring ada lembaga pendidikan yang bernama SMKN 1 Tampaksiring yang saat ini memiliki 2 program keahlian yaitu Program Keahlian Akomodasi Perhotelan dan Program Keahlian Teknologi Informatika dan baru berumur 5 tahun.
Wakil Bupati Gianyar Dewa Made Sutanaya dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh SMKN 1 Tampaksiring ini sangat bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya mutu pendidikan di Gianyar. Wabup menyampaikan bahwa sektor pendidikan di Kabupaten Gianyar sampai saat ini masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, seperti masih terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, belum proporsionalnya penempatan tenaga pendidik, baik dari segi jumlah maupun kualifikasi ijazah yang dimiliki, serta keterbatasan kemampuan para orang tua murid dalam menyediakan biaya pendidikan bagi putra-putrinya. Disampaikan oleh Dewa Sutanaya bahwa dalam peningkatan mutu pendidikan, Pemkab Gianyar telah menempuh berbagai upaya diantaranya secara bertahap menyediakan sarana dan prasarana pendidikan, penempatan tenaga pendidik secara proporsional, menyediakan dana pendamping BOS yang memadai, dan memberlakukan SPP gratis untuk pendidikan SD dan SMP.
Hadir sebagai pemakalah dalam seminar tersebut yaitu Prof.Dr. I Wayan Sadia, M.Pd. yang membawakan makalah berjudul ’Lesson Study (Suatu Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru)’ serta Made Yudana dengan judul makalah ’PGRI Dan Perannya Dalam Membangun Profesionalisme Guru’. Prof. Sadia menyampaikan bahwa upaya peningkatan mutu guru melalui metode penataran dan/atau pelatihan mengalami kegagalan karena metode pelatihan konvensional tersebut kurang memberi tekanan pada pasca pelatihan. Untuk mengatasi kelemahan metode konvensional tersebut maka lesson study merupakan model atau strategi in-service training yang berfokus pada upaya pemberdayaan guru sesuai dengan kapasitas serta permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing guru.
Sementara itu Made Yudana dalam makalahnya menekankan pentingnya peningkatan profesonalisme guru. Menurutnya ada tiga hal mendasar yang terabaikan sehingga optimalisasi efek pelatihan tidak kunjung terjadi. Pertama, bahwa acapkali topik ataupun tema yang dibicarakan lebih menyoal teknis dan metodologis. Kedua, bahwa usaha meningkatkan profesionalisme guru dan melukiskan perannya telah menjadi semacam isu nasional. Ketiga, gejala penyeragaman yang tampak menjadi kecenderungan banyak sekolah belakangan ini, sesungguhnya mengandung kekeliruan mendasar. Secara esensial penyeragaman tidak mampu menciptakan diferensiasi, padahal syarat agar memiliki brand personality wajib menciptakan diferensiasi. (Humas Gianyar)