10 June 2015

Tim Ahli ITB Paparkan Hasil Studi Transportasi Kawasan Ubud

Permasalahan infrastuktur dan transportasi menjadi penyebab utama kemacetan yang terjadi di kawasan Ubud. Minimnya kantong parkir dan penggunaan badan jalan, kondisi rambu – rambu yang kurang terlihat di beberapa titik kawasan penting, dan jalur pedestrian yang tidak ramah dengan pejalan kaki dan tidak adanya “plaza” untuk pejalan kaki.

Hal itu dikatakan Ketua Tim Peneliti Transportasi Kawasan Ubud Dr. Ibnu Syabri saat memaparkan hasil studi sistem transportasi kawasan Ubud di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar, (10/6). Dalam kesempatan tersebut, hadir pakar dan penasehat Permasalahan Transportasi Bambang Kesowo dan Syafrudin Tumenggung.

Dr. Ibnu mengatakan, ketiga hal menjadi faktor utama sebagai akar permasalahan yang terjadi di Ubud. Untuk itu, dia beserta para tim ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki beberapa usulan sebagai solusi, diantaranya penyediaan Park/Valet and Ride, Park/Valet and Walk, dan  Park/Valet and Bike bagi pengguna mobil individu dan bis yang menjamin kenyaman dan keamanan pergerakan pengunjung ke lokasi-lokasi destinasi wisata.

Kemudian, lanjut dia, menyediakan jalur-jalur sepeda, dan pejalan kaki yang aman dan nyaman sebagai alternatif moda di dalam kawasan. Berikutnya Penerapan Sistem Informasi Transportasi Cerdas Terpadu dalam pengendalian volume pergerakan, dan perparkiran (Traffic Warning System dan Smart Parking).”Untuk pengunjung yang datang dari luar dan dalam kawasan,”ucapnya.

Ibnu menjelaskan, yang tak kalah pentingnya yaitu membangun sistem pengelolaan parkir berbasis Komunitas penyediaan sistem angkutan umum berbasis Shuttle Service  yang melayani pengunjung menuju pergerakan ke pusat-pusat utama.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Perlu dilakukan kajian lebih detail lagi, dan pembahasan secara menyeluruh yang melibatkan seluruh elemen yang terkait.

“Pengembangannya memerlukan tiga tahap, selama empat tahun. Mulai dari pengembangan pejalan kaki dan pembenahan parking dan rambu (tahun I), kemudian bekerja sama dengan pihak swasta untuk insfrastuktur sepeda, serta memulai memberlakukan peraturan dan kebijakan transportasi mengenai kendaran bermotor dan tidak bermotor (tahun II dan III), dan terakhir Pengembangan Shuttle Bus / Implementasi operasional shuttle bus, pembangunan kantong parkir external, serta mengaktifkan  sistem informasi transportasi terpadu di Kawasan Wisata Ubud,”terang dia.

Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata mengatakan, Pemda dan seluruh pemangku kepentingan, tentu tidak bisa berdiam diri terhadap permasalahan ini. Dia mengajak semua pihak untuk menghadapinya dengan bijak, melalui perencanaan yang didasari oleh kajian komprehensif tentang permasalahan tata ruang dan transportasi yang terjadi di Ubud.”Jika ini dibiarkan, kurun waktu 5-10 tahun, kesemrawutan transportasi akan menjadi kian tak terkendali, dan akhirnya merugikan kita semua,”ujarnya.

Bupati mengaku sangat gembira. Sebab , progres ini sudah memasuki tahap pembahasan laporan hasil studi. Setidaknya, pemaparan tersebut memberi harapan baru sebagai jalan keluar dari ketidaknyamanan tersebut. Dia berharap, melalui pemaparan oleh para tim ahli, dapat menjadi jalan terang bagi Pemkab dalam menerapkan upaya maupun kebijakan lebih lanjut guna mengatasi permasalahan yang ada. (Humas Gianyar/Ari)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .