Di Era Teknologi Informasi, dimana setiap remaja memiliki handphone. Sebaiknya teknologi handphone berkamera video diarahkan penggunaannya untuk menampung kreatifitas remaja kearah positif melalui lomba sinema Ponsel yang sasaran terutama remaja. Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan Dauh kepada peserta Road show Sosialisasi dan Teknik Pelaksanaan Lomba Sinema Ponsel Tingkat SMA/SMK dan Umum pada Pesta Kesenian Bali Tahun 2011 di Ruang Sidang Kantor Bupati Gianyar (04/02). Sosialisasi tersebut dibuka oleh Asisten II Setda Kabupaten Gianyar, Widarma Suharta dan dihadiri siswa-siswi perwakilan dari SMA/SMK se Kabupaten Gianyar.
Lebih lanjut, menurut Wayan Dauh Roadshow Sosialisasi dan Teknik Pelaksanaan Lomba Sinema Ponsel Tingkat SMA/ dan Umum SMK pada Pesta Kesenian Bali ke 33 Tahun 2011 diawali di Kabupaten Gianyar yang akan dilanjutkan ke Kabupaten lain. Sosialisasi tersebut bertujuan lebih memasyarakatkan dan menarik lebih banyak peminat khususnya kalangan remaja dalam pembuatan film documenter, terutama melalui handphone dengan cara dan teknik yang benar.
Dalam sambutannya, Widarma Suharta, menyambut baik pelaksanaan Lomba film dokumenter melalui Ponsel pada PKB ke 33 karena lebih menambah marak dan lengkap PKB dengan mencakup seluruh cabang seni. Sosialisasi dan Teknik Pelaksanaan Lomba Sinema Ponsel Tingkat SMA/ dan Umum SMK dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dikalangan remaja tentang pembuatan film dokumenter melalui ponsel Sehingga handphone tidak lagi digunakan untuk hal-hal negatif namun mampu mengembangkan kreatifitas dan bakat remaja kearah yang positif.
Lebih lanjut, Widarma menjelaskan dalam PKB tahun 2010, Kabupaten Gianyar lewat SMKN 1 Mas Ubud, meraih juara I film dokumenter kategori umum. Diharapkan dengan sosialisasi tersebut, peserta dari Kabupaten Gianyar semakin banyak dan kualitas film menjadi lebih baik dan mampu bersaing tidak hanya ditingkat Provinsi namun ditingkat nasional, terlebih kita memiliki budaya yang unik dan tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia yang bisa di angkat menjadi tema kearifan lokal yang banyak diminati tidak hanya warga lokal namun juga internasional.
Ditambahkan Film dokumenter merupakan wadah aktualisasi, eksistensi dan promosi serta saksi budaya dan jati diri masyarakat sehingga bisa diketahui masyarakat luar.
Sebagai pembicara Roadshow Sosialisasi dan Teknik Pelaksanaan Lomba Sinema Ponsel Tingkat SMA/ dan Umum SMK pada Pesta Kesenian Bali ke 33 Tahun 2011, Anak Agung Bawantara dan Erik EST (sutradara film dokumenter yang sering menjuarai kompetisi internasional fim dokumenter, salah satunya FESTIVAL FILM AUSTRALIA Th 2004 dan FESTIVAL INSIGHT INDEPENDENT FILM AUSTRALIA).(Humas Gianyar)