Kelestarian Subak Pulagan menjadi faktor kunci keberhasilan dalam menjadikan DAS Pakerisan sebagai Warisan Budaya Dunia (world heritage) UNESCO. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Cokorda Rai Widiarsa disela penilaian Subak Pulagan dalam Lomba Subak Provinsi Bali di Balai Subak Pulagan Kecamatan Tampaksiring (30/9).
Subak semakin terhimpit dengan maraknya alih fungsi lahan sawah menjadi bangunan tempat tinggal serta semakin kecilnya minat generasi muda yang ingin terjun dalam pertanian. Melalui kegiatan lomba ini diharapkan mampu memberikan pembinaan kepada anggota subak dalam melestarikan keberadaan subak dan lahan pertaniannya.
Pekaseh Subak Pulagan, Ida Bagus Made Ardiya menyampaikan Subak Pulagan terletak disepanjang DAS pakerisan dengan luas lahan 110 Hektar dan 160 orang anggota Subak.
IB Ardiya menerangkan kegiatan pengalih fungsian lahan pertanian menjadi bangunan merupakan ancama utama keberadaan subak. Ardiya mengharapkan sinergi antara petani bersama pemerintah dapat memberikan solusi masalah alihfungsi lahan dan kelestarian subak.
Ketua tim penilai, Ida Bagus Adnyana, mengatakan kegiatan penilaian Lomba Subak diarahkan untuk pembinaan subak yang belum memiliki awig-awig subak serta masih minim pembinaan. Sehingga nantinya seusai lomba petani semakin mampu mempertahankan keberadaan Subak dan meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. (Humas Gianyar)