Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar menggelar kegiatan sosialisasi kepada Pemangku, Pakaseh, Bendesa Pakraman, dan unsur terkait, dengan diajukannya Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Pakerisan ke Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia. Kegiatan sosialisasi yang menghadirkan narasumber, Prof. I Wayan Windia, Drs. I Nyoman Sumatika dan I Gst Made Rena berlangsung di Ruang Sidang 1 Kantor Bupati Gianyar (4/7).
Kadis Kebudayaan, Cokorda Rai Widiarsa menerangkan sosialisasi diadakan untuk memberikan pemahaman dan menyamakan persepsi diantara masyarakat sekitar DAS Pakerisan terkait dengan diajukannya sebagai WBD. Dengan adanya pemahaman dari masyrakat dapat memuluskan langkah untuk menjadikan DAS Tukad Pakerisan sebagai WBD.
Kegiatan sosialisasi menghadirkan narasumber, Prof. I Wayan Windia, Dewan Pengelola Warisan Budaya Bali, dengan materi persiapan menghadapi accesor terhadap naskah nominasi warisan budaya dunia Propinsi Bali. I Gusti Made Rena dari Tim Sosialisasi Warisan Budaya Dunia dengan materi pelestarian cagar budaya kawasan Das Pakerisan Tampaksiring, nominasi warisan warisan budaya dunia Kabupaten Gianyar. Pembicara ketiga Drs. I Nyoman Sumartika dari Kepala Pelestari Peanggulangan Purbakala Bali dengan materi Pemanfaatan Cagar Budaya dalam perspektif kepariwisataan DAS Pakerisan di Kawasan Tampaksiring.
Sosialisasi yang dimotori oleh I Wayan Patera, menyimpulkan bahwa peserta sosialisasi menyepakati untuk menjadi Kawasan DAS Tukad Pakerisan dapat menjadi warisan budaya dunia dari Unesco. Selain itu, bila hal ini disetujui nantinya pemerintah dapat membebaskan pajak atas tanah diwilayah tersebut, serta diberikan perhatian lebih atas upaya pelestarian wilayah subak.
Pakaseh Subak Abas, Made Prasi menyampaikan dukungannya atas dijadikannya Das Tukad Pakerisan menjadi WBD, terlebih nantinya diberikan bebas pajak bagi wilayah subak, sehingga dapat terus melestarikan lingkungan sibak itu sendiri. (humas gianyar)