28 May 2015

Sekda Minta Masyarakat Waspada Paham Garis Keras

Merebaknya paham – paham garis keras berpotensi memicu konflik yang memecah belah kerukunan antar masyarakat. Kewaspadaan tingkat tinggi mesti ditanamkan baik – baik. Berpikir cerdas dan bertindak bijak sangat penting dilakukan. Guna menjaga bangsa ini, dari ancaman – ancaman yang menyangkut hajat hidup seseorang.

Hal itu dikatakan Sekda Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra saat memberi sambutan dalam acara bimbingan teknis (bimtek) pembauran kebangsaan Kabupaten Gianyar tahun 2015 di Sanggar Kegiatan Belajar Sukawati, (27/5).

Gus Gaga mengatakan, pembauran sangat penting dilaksanakan dalam menghadapi tantangan zaman yang selalu berubah. Semakin hari akan terasa makin berat. Selalu muncul persoalan tidak terduga yang akan dialami semua orang. Bangsa Indonesia, kata dia, telah melewati berbagai era yang telah membentuk seperti apa negara ini kini.”Mulai zaman kolonial, orde lama, orde baru, reformasi. Kini, salah satu ancaman besar kita adalah ajaran garis keras seperti ISIS,”ungkapnya.

Dikatakan Sekda, dibalik stigma pulau Bali yang terkenal sangat ramah bagi siapapun. Tersimpan benih – benih potensi konflik yang rentan terjadi. Gesekan – gesekan antar suku, konflik adat dan sosial, pola pikir yang mengarah kepada persepsi, hingga memunculkan stigma yang belum tentu benar, masih menjadi mindset tak terelakkan di benak masyarakat Bali.

“Contohnya, kita sering mengecap setiap tindakan kejahatan sudah pasti dilakukan oleh etnis tertentu. Padahal, sebenarnya tidak semua orang dalam kelompok tersebut jahat. Namun, karena stigma yang sudah menempel. Maka, kita kerap menyama-ratakan semuanya. Itu pehamanan yang sangat keliru,”jelas Gus Gaga.

Dia berharap, momen pembauran yang menjadi agenda rutin tahunan Pemkab. Gianyar, dapat dimanfaatkan sebaik – baiknya, dalam mengupas segala permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga, segala jalan keluar dapat ditemukan, untuk menciptakan kerukunan yang menjadi mimpi  semua orang.”Ke depan, saya harap, tidak ada lagi konflik, tidak ada lagi kekerasan. Yang ada hanya rasa damai,”pungkasnya.

Sementara, Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Gianyar Ketut Artawa mengatakan, bimtek diikuti oleh 105 peserta yang terdiri atas unsur generasi muda, LSM, tokoh masyarakat, PKK, tokoh adat serta organisasi sosial masyarakat lainnya. Narasumber yang dihadirkan, yaitu perwakilan Polres Gianyar yang membawakan materi UUD 1945. Serta Dosen Fisipol Udayana Ratna Damayanti, yang menjelaskan tentang identitas sosial bangsa. (Humas Gianyar/Ari)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .