07 July 2010

Sekaa Gong Wanita Madya Sari, Peliatan Ubud Tampil Memukau di PKB

Sekaa Gong Wanita Madya Sari, Banjar Tengah, Desa Peliatan, Ubud tampil memukau saat berhadapan dengan Sekaa Gong Kebyar Wanita Gunita Semara Kunti, Desa Padang Bai, Kecamatan Manggis, Karangsem serangkaian pelaksanaan PKB ke-32 di Ardha Candra, Art Centre, Denpasar (5/7).

Sekaa Gong Wanita Duta Kabupaten Gianyar ini membawa Tabuh Kreasi Pepanggulan ”Kembang Waditra”. Kembang Waditra merupakan tabuh kreasi yang ditransformasi dari gagasan yang terinspirasi oleh kenyataan bahwa begitu bersahajanya para wanita dalam merajut rasa, merangkai nada dan memilah melodi yang melahirkan harmonisasi luar biasa. ”Kembang Waditra menjadi untaian gending yang sempurna, namun masih berpegang pada uger-uger tradisi, dengan menjanjikan nuansa baru yang membuat larut jiwa sang penikmat,” ungkap penata kerawitan I Ketut Cater, S.Sn.

Sedangkan tari tradisi yang ditampilkan berupa Tari Terompong, dimana merupakan suatu tari yang memadukan unsur tari dan gamelan dimana penari menari mengikuti irama gambelan sambil memainkan alat musik gambelan yang disebut trompong. Tari karya I Mario tahun1925 ini mengisahkan tentang kelincahan, ketampanan, kepiawaian penari dalam memainkan nada-nada pada instrumen terompong.

Dilanjutkan dengan penampilan berikutnya berupa Tari Kreasi bertajuk Drupadi Alpita, di bawah asuhan, I Wayan Wira, S.S, I Nyoman Sudana, ST, Cok Dalem Krisnandhi, dan koordinator I Wayan Suparta, S.pd serta ketua sekaa, Ni Putu Ariani, SST. Drupadi Alpita menceritakan kelicikan sifat Kurawa atas segala bentuk taruhan yang ditawarkan kepada Pandawa, yang ternyata berbuah petaka. Tak pelak, Drupadi yang menjadi istri pandawa ternyata dijadikan taruhan yang kemudian dimenangkan Duryodana. Keangkuhan korawa semakin menggila, ketika ingat bahwa Drupadi dianggap pernah menghina dengan menertawai Duryodana saat datang ke Amerta, kisah ini lah yang menginspirasi Tari Kreasi Alpita, ungkap penata tari I Wayan Budiana, S.S

Lebih lanjut Budiana menjelaskan alpita dalam bahasa sansekerta berarti terhina dan tercela, yang kemudian menimpa Drupadi ketika ditelanjangi oleh Dursasana, selanjutnya dibenaknya hanya ada berjuang dan berjuang demi sebuah kehormatan, harkat, dan martabat sebagai seorang wanita. Dan sejak itu pun Drupadi bersumpah atas penghinaan ini, bahwa kelak jika Dursasana berhasil dibunuh Bima, dirinya akan berkeramas darah Dursasana. ”penampilan luar biasa, baik tabuh, tari tradisi dan kreasi dimana ditata sangat apik dan indah, dengan tetap menghadirkan ragam gerak dan irama reportoar baru dengan tetap berpegang pada pakem gerak tari dan tabuh tradisi Bali yang unik,” ungkap Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menyaksikan langsung pementasan Duta Kabupaten Gianyar tersebut. (Humas Gianyar)

Tentang


Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Portal Layanan


Kontak Kami


Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .