18 April 2015

Sarasehan

Pemkab Gianyar merumuskan indikator sebuah pusaka berdasarkan umur, keunikan, nilai sejarah dan nilai ekonomi, sedangkan dalam pelestarian subak, Pemkab Gianyar akan melaksanakan penelitian, pelestarian, dan meningkatkan tingkat partisipasi pelbagi kalangan terkait subak. Hal tesebut terungkap saat pelaksanaan sarasehan Kota Pusaka yang dilaksanakan di Balai Budaya, Gianyar, (16/4).

Ketua Tim Ahli Kota Pusaka, I Wayan Geriya mengatakan dalam perkembangannya Kota Pusaka mencakup kota dan kabupaten, sehingga yang diterima menjadi anggotanya merupakan kota-kota dan kabupaten di Indonesia, namun bupatinya tidak otomatis menjadi walikota. Terkait hal ini Pemkab Gianyar merespon deklarasi Surakarta 2008 dan mendaftarkan diri menjadi Kota Pusaka bersama 4 kabupaten/kota di Bali.

“Hingga tahun 2011, terdapat 51 kabupaten menjadi anggota Kota Pusaka, namun dalam perkembangannya akan terus meningkat, sehingga sampai hari ini Kabupaten Gianyar mendeklarasikan sebagai Kota Pusaka, namun dalam perkembangannya mencakup seluruh kabupaten, bukan kota saja,” imbuhnya.

Kedepan pusat unggulan Kota Pusaka akan dipusatkan di Catus Pata Kota Gianyar, kemudian di pusat-pusat kota menengah di seluruh kecamatan hingga desa di Kabupaten Gianyar.

“Kota Pusaka merupakan konsep unsur alam, budaya dan gabungan keduanya yang usianya lebih dari 50 tahun dan mewakili ciri khas, gaya serta tempat, yang mewakili gaya ke khas-annya, sehingga Gianyar yang memiliki keragaman, kekayaan dan kejeniusan untuk didaftarkan”, terang Geriya.

Ketua Panitia Sarasehan, I Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan sarasehan bertujuan membuka dialog komperatif, kritis dan konstuktif tentang pengembangan Gianyar Kota Pusaka, pelembagaan, basis filosofi, orientasi nilai, ragam kearifan lokal, serta makna Kota Pusaka disamping merumuskan sinergi dan program aksi menuju Gianyar Kota Pusaka.

“Kedepan Pemkab Gianyar akan melaksanakan pemetaan alam, budaya, seni dan sebagainya terkait kota pusaka,”terangnya.

Sarasehan yang diikuti ratusan peserta menghadirkan dua narasumber, I Wayan Geriya yang membawakan pokok pikiran dan langkah aksi pengembangan Gianyar Kota Pusaka dan tantangannya, serta Wayan Windia yang membawakan topik kearifan lokal pada warisan budaya dunia subak.

 

Pelaksanaan sarasehan ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat, khususnya generasi muda  agar memahami pemaknaan nilai budaya.

 “Gianyar telah terdaftar sebagai angggota JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) nomor urut 38, selanjutnya, mengusulkan Gianyar menjadi anggota P3KP (Program Pelestarian dan Penataan Kota Pusaka) Kementrian PU dan Perumahan Rakyat, dan yang terpenting warga bisa memahami apa itu Kota Pusaka”, terangnya.

Bupati Gianyar, A.A. Gde Agung Bharata mengatakan sarasehan merupakan langkah awal implementasi Gianyar sebagai Kota Pusaka. Hari Jadi Kota Gianyar (HJKG) ke-244 merupakan momentum Gianyar dan Bali dalam mengenalkan kebudayaan ke dunia. Kota Pusaka juga merupakan langkah awal mewujudkan Blue Print tentang Revitalisasi kebudayaan Gianyar. Kota Pusaka mencakup kabupaten, sehingga yang menjadi anggotanya merupakan kota-kota di Indonesia, bahkan nantinya akan dikembangkan menjadi desa-desa pusaka di Gianyar.

Kedepan segala kegiatan yang dilaksanakan bukan hanya sebatas wacana, dan akan dijadikan acuan kebijakan jangka menengah dan panjang dalam menuju Kota Pusaka Internasional. Sehingga Kota Pusaka disamping bisa melestarikan budaya, juga dapat dijadikan ajang meningkatkan kesejahtraan warga. Berbagai kegiatan perayaan diharapkan makin menggemakan Gianyar sebagai kota pusaka, serta menggugah masyarakat untuk melestarikan dan menjaga pusaka di Kabupaten Gianyar. (Humas Gianyar/suar)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .