Panji dan Surat Sakti Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai disambut meriah warga Gianyar di Lapangan Astina Raya Gianyar (15/11). Napak Tilas yang sebelumnya telah melalui Kabupaten Jembrana – Buleleng – Karangasem – Klungkung dan Bangli, tepat pada pukul 10.00 wita memasuki Kabupaten Gianyar, yang selanjutnya dilakukan upacara serah terima Pataka/ Panji-panji dan Surat Sakti I Gusti Ngurah Rai dari Sekda Bangli, Drh. I Wayan Sutapa, M.Si kepada Bupati Gianyar, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Dalam kegiatan serah terima di Kabupaten Gianyar, tampak berlangsung dengan meriah, selain penyerahan panji sakti juga ditampilkan fragmentari tentang sejarah mengenang peristiwa Puputan Margarana yang dimainkan oleh siswa SMA Negeri 1 Sukawati, dan penampilan machingband dari SMA PGRI Ubud.
Upacara Serah Terima melibatkan 1200 orang yang berasal dari anggota Patriot Panca Marga, Pemuda Panca Marga, PPM Bali, Organisasi Kepemudaan, pemuda dan siswa di Kabupaten Gianyar. Hal tersebut diungkapkan Ketua Panitia Napak Tilas Kabupaten Gianyar, I Ketut Astawa Suyasa.
Lebih lanjut, Kadis Sosial Kabupaten Gianyar ini mengatakan kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati semangat kepahlawanan I Gusti Ngurah Rai serangkaian peringatan Hari Pahlawan ke-66 tanggal 10 Nopember 2011 dan Peringatan Puputan Margarana ke-65, tanggal 20 Nopember 2011.
Setelah upacara serah terima, Panji-panji dan Surat Sakti I Gusti Ngurah Rai akan diusung menuju Taman Makam Pahlawan Kreta Kertya Mandala oleh pasukan P2M, untuk selanjutnya menggelar acara serasehan. Selepas acara serasehan panji-panji dan surat sakti diarak mengelilingi tiap kecamatan di Kabupaten Gianyar. Sebelum diserahkan kepada Kota Denpasar besok (16/11), Panji dan Surat Sakti I Gusti Ngurah Rai akan disemayamkan di Pagutan Kelod, Batubulan.
Bupati Gianyar menyampaikan Napak Tilas Perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai memiliki makna strategis dalam menanamkan nilai kepahlawanan kepada generasi muda dalam menjaga kedaulatan NKRI dan mengatasi permasalahan bangsa. Cok Ace mengharapkan napak tilas yang melalui route perjuangan Ngurah Rai ini dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan cita-cita para pendahulu sekaligus sebagai penghormatan bagi para pahlawan.
Dalam pelaksanaan kegiatan sarasehan yang berlangsung di Taman Makan Pahlawan Kerta Kertya Mandala, Bupati Gianyar menyampaikan, dirinya menyampaikan banyak nilai filosofi yang bisa dipetik dari isi surat balasan Gusti Ngurah Rai kepada Termulen. Salah satunya adalah kalimat yang menyebutkan “di Bali tidak ada tempat untuk melakukan perundingan, biarlah perundingan di tanah jawa, di Bali tidak ada kompromi”. Menurut Cok Ace kalimat ini menyiratkan makna, bahwa Ngurah Rai sangat mematuhi hirarki, meski kita memahami konsep manusa pada. Bupati mencontohkan, hirarki antara murid dengan guru antara mahasiswa dan dosennya. Diharapkan siswa dan mahasiswa dapat mematuhi pesan dan arahan dari guru dan dosen. Hal ini diharapkan dapat menghidarkan generasi muda dari persoalan dengan maraknya tawuran yang terjadi di berbagai daerah. Generasi muda diharapkan mampu mengisi kemerdekaan dengan menggiatkan diri untuk terus belajar.
Dalam acara serasehan juga disampaikan tentang peran generasi muda dalam mengisi kemerdekaaan, oleh Prof. Dr I Wayan Windia, dan Kepala Mada Ida Bagus Raca.(Humas Gianyar)