24 July 2014

Persingkat Waktu Produksi, Mesin Celup Siap Digunakan Perajin Gianyar

Kerajinan tenun ikat di Gianyar memiliki tampilan  motif dan warna yang khas, yang membedakan dengan kain tenun di daerah lain. Saat ini terdapat sekitar 10 sentra pengerajin tenun ikat yang tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Gianyar.

Hal ini ditegaskan oleh Kadis Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar Ir. I Wayan Suamba saat mendampingi Direktur IKM Wilayah II (Jawa-Bali) Ditjen IKM Kementerian Perindustria RI, Roy Sianipar saat bertemu dengan Bupati Gianyar A.A Gde Agung Bharata di Kantor Bupati Gianyar, (21/7). Hasil tenunan kerajinan umumnya masih dikerjakan dengan alat-alat yang masih sederhana yaitu alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Saat ini pengerajin tenun ikat di Kabupaten Gianyar dalam memproduksi kain tenun masih terkendala masalah proses pewarnaan, dan desain. Untuk pewarnaan, pengerajin biasanya menggunakan drum besar untuk merebus dan proses pencelupan warna. Proses  biasanya membutuhkan waktu yang lama karena tergantung pada sinar matahari untuk pengeringan dan tidak ramah lingkungan.  Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan salah satu pengerajin tenun ikat  Putri Bali, Pande Sutara.

Pande Sutara yang juga ketua Asosiasi Pengerajin Kain Tenun Gianyar, menjelaskan di Kabupaten Gianyar proses pewarnaan masih bersifat tradisional yaitu dengan cara merebus benang dengan bahan pewarna. Proses pewarnaan membutuhkan waktu yang cukup lama, dan limbahnya tidak ramah lingkungan. Menurut Sutara prospek tenun ikat saat ini masih sangat menjanjikan, karena pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Namun diakui, saat ini permasalahan yang dihadapi adalah kurang minat para generasi muda untuk bekerja di bidang tekstil sehingga berimbas pada inovasi maupun kreasi motif kain . “ Karena banyak kreatifitas  desaind maupun motif dihasilkan oleh anak muda yang lebih paham teknologi,” jelas Pande Sutara.

Sementara itu Roy Sianipar menjelaskan pada Bupati Agung Bharata, pihaknya dari Kementerian Perindustrian dalam waktu dekat ini akan berupaya memberikan bantuan I unit mesin celup atau pewarnaan. Dengan mesin berteknologi tinggi ini, pengerajin tidak perlu lagi melakukan proses pewarnaan dengan cara tradisional lagi sehingga waktu proses yang digunakan lebih cepat dan ramah lingkungan . Jika pencelupan tradisional hanya bisa menghasilkan 5 kg benang sehari, namun dengan mesin bisa 45 - 50 kg sekali kerja dan untuk pengeringan hanya membutuhkan proses 1 hari dengan mesin pengering.   Mesin ini rencananya akan di tempatkan disalah satu pengerajin yaitu Pande Sutara, namun pemanfaatannya dilakukan secara bersama sesuai dengan kesepakatan diantara para pengerajin tenun di Gianyar.

 Selain itu rencananya  pada bulan Nopember nanti, pihaknya membantu para pengerajin dengan memberikan pelatihan desain. Lewat pelatihan ini diharapkan timbul ide ide baru di bidang motif, sehingga tenun ikat Bali dapat berkembang lebih pesat lagi. “ Setelah kunjungan ke pengerajin, ternyata permasalahan pewarnaan dan desain yang paling banyak ditemui,” tegas Roy Sianipar pada Bupati Gianyar.

Bupati Gianyar A.A Gde Agung Bharata mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan oleh Kementerian Perindustrian RI pada pengerajin tenun di Kabupaten Gianyar. Bupati berharap dengan adanya bantuan mesin ini, kualitas maupun kuantitas kerajinan tenun ikat di Gianyar dapat berkembang lebih pesat lagi. Bupati juga berpesar agar dalam pemanfaatan mesin ini nanti dibuatkan aturan terkait, sehingga benar-benar memberi manfaat bagi pengerajin tenun. (Humas Gianyar/eni) 

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .