Pemkab. Gianyar menggelar Dharma Shanti Tahun Caka 1936, yang dipusatkan di wantilan Pura Bukit Bitera, Gianyar, (30/4). Dalam kesempatan itu Bupati Anak Agung Gde Agung Bharata menyerahkan bantuan insentif tahun anggaran 2014 kepada sulinggih, pemangku, Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP), Majelis Alit Desa Pakraman, bendesa adat, kelihan adat dan pekaseh se-Kabupaten Gianyar.
Selain bantuan insentif, Bupati Agung Bharata juga menyerahkan punia kepada 148 sulinggih di Gianyar. Menurut Agung Bharata, bantuan insentif dan punia ini sebagai bentuk perhatian Pemkab. Gianyar, karena mereka memegang peranan penting dalam menjalankan nilai-nilai agama Hindu, budaya dan pembangunan Gianyar yang berlandaskan Tri Hita Karana sehingga tercapai Gianyar yang harmonis.
''Pelaksanaan Dharma Shanti juga sebagai salah satu upaya melestarikan seni budaya dan sastra-sastra agama Hindu,'' kata Bupati Agung Bharata.
Dharma Santhi yang mengusung semangat “Melalui Dharma Santhi Caka 1936 Kita Wujudkan Shrada dan Bhakti Menuju Gianyar yang Harmonis, Demokratis dan Berbudaya” juga diisi dharma wacana yang diberikan Ida Pedanda Wayahan Bun Gria Sanur Pejeng, Tampaksiring. Dalam pemaparannya disebutkan bahwa kegiatan Dharma Santi dapat dijadikan contoh positif untuk mengetahui proses maupun makna catur brata penyepian.
Ditegaskan, pelaksanaan Hari Suci Nyepi khususnya di Kabupaten Gianyar yang berdekatan dengan Pemilu Legislatif telah berjalan dengan tertib, aman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini tentu patut disyukuri sehingga Gianyar tetap berada dalam situasi yang harmonis.
Dharma santi juga sebagai upaya mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan, rasa menyama braya serta saling asah, asih, asuh, paras-paros salunglung sabhayantaka menuju Gianyar yang shanti dan jagadhita.
Ida Pedandan Wayan Bun dalam kesempatan itu mengajak seluruh lapisan masyarakat Gianyar khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menerapkan nilai-nilai agama Hindu seerta mengimplementasikannya ke dalam sikap dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. (Humas Gianyar/NGR WW)