26 September 2014

Peduli Ubud, Ekspatriat Bentuk Ubud Watch

Enam Ekspatriat yang tergabung dalam komunitas Ubud Watch bertemu dengan Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata. Pertemuan membicarakan berbagai isu, terutama keamanan dan lingkungan di Wilayah Ubud, di Ruang Kerja Bupati Gianyar, (25/9). Anggota Komunitas Ubud Watch didampingi pendiri Bali Spirit Festival, Kadek Gunatha dan Kepala Dinas Pariwisaata Kabupaten Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta.

Kadis Pariwisata, Ari Brahmanta menjelaskan Komunitas Ubud Watch merupakan gabungan berbagai warga Negara Indonesia dan warga asing yang bermukim di Ubud  dan memiliki kepedulian dan mencintai Ubud. Ubud Watch bertujuan mendukung upaya masyarakat dan pemerintah Kabupaten Gianyar untuk menjaga lingkungan yang aman bagi semua warga yang tinggal di Ubud.

Dalam presentasi hasil kajian Komunitas Ubud Watch, salah satu anggota Ubud Watch, Jackie Pameroy asal Amerika Serikat menjelaskan, kedatangan mereka menghadap Bupati Gianyar terkait isu-isu yang terjadi di Ubud terutama dalam hal keamanan dan lingkungan yang berdampak pada perkembangan pariwisata Gianyar khususnya Ubud. Jackie Pameroy merasa prihatin dengan meningkatnya laporan kriminalitas yang terjadi pada turis ataupun warga Ubud terutama kaum perempuan yang terjadi belakangan.

Dengan latar belakang tersebut Ubud Watch membuat situs internet “www.UbudWatch.org  pada bulan Maret 2014 sebagai wadah para pendatang maupun turis dan masyarakat pada umumnya untuk berbagi informasi dalam upaya peningkatan keamanan di Ubud.

Dari informasi yang diterima di website tersebut tercatat, 91 kasus pengaduan kriminalitas yang terjadi di Wilayah Ubud, dengan 54 kasus pengaduan terjadi pada tahun 2014, diantaranya 13 kasus pengaduan pelecehan dan kekerasan seksual, 19 kasus pengaduan penjambretan, 16 kasus pengaduan pencurian dan pembobolan rumah.

Untuk pengaduan kasus pembobolan dan pencurian semuanya terjadi di villa. 76 % korban adalah perempuan, 83 % korban merupakan ras kaukasia (kulit putih/bule) dan 60% kejadian terjadi pada malam hari. Lokasi yang harus menjadi perhatian adalah wilayah Penestanan-Campuhan dan area Monkey Forest.

Menurut Jackie, rata-rata korban pada saat kejadian tidak melapor kepihak berwajib (polisi) dengan berbagai alasan, seperti korban tidak bisa bahasa Indonesia, korban hanya berada di Ubud dalam waktu yang singkat, korban yang rata-rata perempuan tidak merasa nyaman berada di kantor polisi yang petugasnya polisi laki-laki, status visa korban belum jelas, pemilik villa tidak memiliki izin dan belum mendaftarkan tamu ke pihak berwajib.  Ditambah, adanya isu melaporkan kepolisi adalah sia-sia, karena polisi tidak akan melakukan tindakan apapun dan korban takut diminta merekonstruksi ulang insiden oleh pihak kepolisian. Karena rekonstruksi terutama kasus kekerasan seksual merupakan kebiasaan yang kurang pantas di Barat (asal korban).

Sementara, Rio Helmy menyampaikan, yang perlu mendapat perhatian penting selain masalah keamanan, adalah pengelolaan sampah yang ada di Ubud. Pengelolaan sampah dianggap masih belum baik, satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan mengajak peran serta hotel dan restoran yang ada di Ubud, untuk tidak saja hanya menjaga wilayah hotelnya, namun juga lingkungan disekitar hotel.

Disamping yang perlu juga mendapat perhatian adalah masih banyaknya masyarakat yang masih melakukan penggalian padas. Hal ini sangat berdampak pada kondisi lingkungan. Selain itu, Rio Helmy juga menekankan tentang perlu diberikannya pemahaman kepada generasi muda ubud, tentang bahaya dari minuman keras, dan pergaulan bebas, yang banyak membuat wisatawan menjadi tidak nyaman.

Lebih lanjut, Rio Helmi menjelaskan kajian yang dilakukan Ubud Watch merupakan masukan dan pemikiran dari anggota komunitas untuk pemerintah sebagai bahan untuk melakukan berbagai langkah tindakan pencarian solusi. Komunitas Ubud Watch bersedia secara sukarela membantu pemerintah untuk melakukan perbaikan agar wilayah Ubud sebagai destinasi pariwisata menjadi lebih baik, karena jika tidak di tangani,  isu yang saat ini masih kecil bisa menjadi bomerang dan membesar sehingga merusak citra ubud.

Bupati Agung Bharata menyampaiak terimakasih atas kepedulian dan masukan dari Ubud Watch akan keamanan dan lingkungan di Gianyar khususnya Ubud sebagai destinasi wisata di Kabupaten Gianyar. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan seluruh elemen masyarakat. Selain itu Bupati akan melakukan penataan “security” untuk villa/cottage, membuat zona masyarakat siaga berkoordinasi dengan semua pihak termaksuk para ekspatriat.  Bupati juga meminta generasi muda untuk diikutsertakan dalam kegiatan kampanye keamanan wilayah Ubud sebagai wadah positif mereka berekspresi sekaligus menjaga lingkungan aman. (Humas Gianyar/ns)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .