Pawai Budaya serangkaian Hari Jadi Kota Gianyar ke- 242 yang melibatkan 4000 seniman dibuka Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata di depan Open Stage Balai Budaya Gianyar, (18/4).
Pawai yang dilaksanakan di Pusat Kota Gianyar membuat panggung terbuka Balai Budaya sesak oleh seniman dan warga yang mengikuti pelaksanaan pawai. Bupati Agung Bharata menyatakan bahwa tema parade budaya “Taksu” memiliki arti penting bagi seniman dan masyarakat Gianyar.
Tema Taksu diharapkan bisa mengembalikan jati diri Gianyar sebagai Bumi Seni. Sebagai bangsa yang besar selalu mengakui sejarah masa lalunya dan tidak akan pernah melupakan sejarah. Maka peringatan ini wajib dilaksanakan dan nantinya diharapkan sebagai momentum menuju Gianyar Bagus (Bersih, Alami, Giat, Berbudaya dan Sejahtra). Agung Bharata juga apresiasi kepada seniman dan masyarakat yang turut berpartisipasi dalam pelaksanaan pawai.
Plt Sekda Kab. Gianyar, Ida Bagus Gaga Adisaputra menyatakan pentingnya menunjukkan jati diri dalam meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam membangun daerah dan desa yang tentunya berlandaskan Tri Hita Karana. Bumi seni yang didukung ribuan seniman menjadikan Gianyar semakin terkenal tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ke luar negeri. Pawai yang menampilkan potensi masing-masing kecamatan, diikuti semua kecamatan dan peserta partisipasi lainnya.
Partisipasi ribuan seniman diharapkan bisa memotivasi masyarakat dalam memahami dan memaknai sejarah lahirnya Kota Gianyar dan turut berbuat bersama dan berperan setara dalam membangun Gianyar. Generasi muda juga diharapkan mulai giat dalam pelestarian dan pengembangan budaya.
Banyaknya kegiatan merupakan upaya pemerintah dalam menyerap segala potensi yang ada di masyarakat. Masyarakat diharapkan mengembangkan kreativitas guna menunjang Bumi Seni Gianyar.
Pawai yang dilaksanakan pukul 14:00 wita dimulai dari jalan di sebelah selatan Lapangan Astina menuju panggung kehormatan Balai Budaya dan pawai berakhir di Terminal Kebo Iwa Gianyar.
Pawai diawali dengan iringan Marching Band dari Universitas Udayana sebagai pembuka, selanjutnya diikuti partisipasi dari Perhimpunan Olah Raga Baru Bedulu dan parade SMK N 3 Sukawati dengan membawakan Indra Cakra Bhuwana. Selanjutnya Kecamatan Payangan dengan tema Nyaum di urutan keempat. Kecamatan Tegallalang dan Ubud dengan tema Markandeya Purana. Selanjutnya di utrutan ke tujuh Kecmatan Tampaksiring dengan tema pawai Calonarang. Kecamatan Sukawati di Urutan ke Delapan dengan tema Ki Pasung Grigis. Gianyar dengan Karamen I Katulikup. Blahbatuh dengan Pesraman Yogadiparama Guhya. Dan pawai ditutup dengan penampilan Adi Merdangga dari komunitas Seniman Muda Gianyar.
Pawai berlangsung tertib dan penuh kreativitas tanpa mengurangi arti makna pawai, bahkan banyak potensi yang terpendam bisa ditampilkan dalam pawai. Hal ini bisa terujud akibat peranan Listibiya di semua kecamatan. Salah satu bentuk partisipasi dari Universitas Udayana menampilkan Marching Band yang dibawakan lebih dari 80 orang, dan diberikan kesempatan paling awal dalam mengikuti pawai. dan ditutup oleh Komunitas Seniman Muda Gianyar yang menampilkan Adimerdangga. Konsep pawai seluruhnya memiliki konsep kolosal, atraktif, dinamis, serta mengandung unsur estetika. (Humas Gianyar)