18 March 2013

Optimalkan TPA Temesi

TPA TemesiGianyar sama seperti tempat lainnya di Bali menghadapi masalah pembuangan dan pengelolaan sampah, sehingga kadang mencemari lingkungan sekitarnya. Apalagi saat musim hari raya, volume sampah bisa meningkat berkali-kali lipat dan menumpuk tidak akibat tak sempat diangkut. Berbagai langkah telah dilakukan pemkab terkait dengan penanganan sampah ini. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah juga mengoptimalkan tempat pembuangan sampah (TPA) yang ada di Desa Temesi, Tulikup.  TPA Temesi atau Temesi Recycling menerima sampah hampir 50 ton/hari, dimana sebanyak 84% merupakan sampah organik yang dapat diproses menjadi kompos (15 ton/hari). Sejumlah kecil sampah (6%) adalah sampah yang dapat didaur ulang (palstik, kaca, kayu) yang dijual untuk diolah kembali. Hal ini ditegaskan oleh Ketua TPA, Drs Nyoman Budiartha, saat menerima kunjungan Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata di TPA Temesi, Minggu (17/3). Dihadapan Bupati Agung Bharata, Nyoman Budiartha memaparkan  kondisi yang dihadapi pengelolaan sampah. Pada tahap pertama pembuatan fasilitas skala besar selesai sekitar Juni 2008 dengan kapasitas operasi 30 ton sampah perhari, dan tahun 2009 meningkat menjadi 60 ton sampah perhari, ini memungkinkan hampir seluruh sampah yang diangkut di Gianyar untuk dikelola dengan tepat. Dari hampir 50 ton sampah yang masuk ke TPA, sampah dipilah menurut jenisnya organik maupun non organik oleh sekitar 100 orang tenaga kerja lepas. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos dan hanya sekitar 10% dari sampah yang diangkut adalah residu yang dibuang ke TPA yang berlokasi disebelah fasilitas pemilahan sampah. Budiartha menambahkan pengelolaan sampah Di TPA Temesi telah berstandar ISO 9000. Serta dilengkapi laboratorium analitik dilapangan untuk menjamin kualitas kompos terbaik. Kelebihan Kompos Temesi antara lain, memperbaiki tanah yang sudah rusak dan asam akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan, pupuk organik yang secara perlahan melepaskan nutrisi, membangun lapisan humus, pengontrol hama dan kompos ini tidak mengandung pathogen, telur atau larva serangga. Namun di balik semua itu, Budiartha juga mengaku pabrik pengolahan masih mengalami banyak kendala, seperti masalah dana, pemasaran maupun tenaga ahli laboratorium. Selama ini menurut Budiartha, pemasaran kompos hanya meliputi hotel-hotel di Bali dan PT Biotek yang menggolah kompos dengan kotoran hewan menjadi pupuk. “ karena keterbatasan dana dan masalah pemasaran inilah kami sempat mengalami kerugian,” jelas Budiartha. Menanggapi hal tersebut, Bupati Agung Bharata berjanji akan membantu menyediakan auditor untuk menangani masalah manajemen agar tidak terus merugi dan juga akan menyediakan tenaga laboratorium. Karena masalah lingkungan ini sangat penting dan perlu penanganan semua pihak. Apalagi Kabupaten Gianyar pernah menerima penghargaan Kalpataru beberapa tahun yang lalu.  Bupati juga berharap dengan didatangkannya tenaga ahli nanti, diharapkan dalam pembuatan kompos nanti tidak meninggalkan residu (racun) yang nantinya justru dapat mencemari lingkungan disekitar pabrik. Bupati juga mengharapkan kerjasama semua pihak, agar turut serta membantu mempromosikan pupuk kompos ini, agar petani mengenal dan mau memanfaatkan serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Dengan berdayanya pengolahan dan pemasaran permasalahan sampah di Kabupaten Gianyar dapat teratasi secara masimal. (Humas Gianyar)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .