17 September 2015

Menristek Dikti Panen Sidenuk Perdana di Gianyar

Mentri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menriset Dikti), Prof. Drs H. Mohammad Nasir, M.Si, Ph.D panen padi perdana varietas Sidenuk, di Subak Kembengan, Desa Tulikup, Gianyar, (14/9).

Bupati Gianyar, A.A. Gde Agung Bharata mengatakan panen ini merupakan panen perdana sejak varietas Sidenuk dikenalkan di Gianyar. Kegiatan panen perdana ini dilaksanakan Menristek Dikti, Prof. Drs H. Mohammad Nasir, M.Si, Ph.D, Pemkab. Gianyar dan Kapolres Gianyar, AKP Farman.  Panen perdana juga dirangkai dengan penyerahan bibit Jati Unggul, pengenalan sistem kawin suntik sapi Bali unggul, pengenalan alat panen Kombine, Isiminasi ternak, jeruk serta pelbagai teknologi pertananian lainnya.

Penanaman padi varietas ini merupakan program pemerintah dalam upaya menjaga ketahanan pangan. Program ini kerjasama antara Pemkab. Gianyar, Polres Gianyar dan petani Subak Kembengan. Penanaman perdana dilaksanakan di atas lahan seluas 1,2 Hektar, sawah tersebut ditanam padi dengan menggunakan sistem tanam Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPAT BO) di lahan seluas 50 Are, menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 50 Are, dan sistem konvensional 20 are. “Kami ingin membuktikan sistem tanam yang mana yang terbaik, dan bisa diterapkan di Gianyar seterusnya,” terang Agung Bharata.  

Lebih lanjut, Agung Bharata mengatakan jika petani menanam bibit Sidenuk dengan sistem IPAT BO akan mengasilkan 9 ton hingga 12 ton per-Hektar. Biasanya dengan sistem konvensional petani hanya mengasilkan 7 hingga 9 ton per-Hektar. Penanaman varietas Sidenuk juga bisa ditanam di luar musim tanam, sehingga petani tidak perlu menunggu musim untuk menanam. Sedangkan waktu panen hanya 105 hingga 107 hari sejak ditanam. Varietas Sidenuk dengan sistem tanam IPAT BO juga irit air dan tahan terhadap berbagai musim. “Panen dan kegiatan ini merupakan salah satu cara pemerintah dalam mengenalkan berbagai teknologi pertanian ke petani,”imbuhnya.

Agung Bharata juga menyambut baik teknologi yang dikenalkan Menristek Dikti, pihaknya mengakui perkembangan penduduk dan menyempitnya lahan mengharuskan para petani menggunakan sistem pertanian intensifikasi. Sehingga lahan yang sedikit  bisa dimamfaatkan optimal. Kegiatan seperti ini juga dipergunakan sebagai media sosialisasi ke petani tentang pengenalan pelbagai sistem tanam serta teknologi tepat guna. Lahan yang luasnya terbatas bisa menghasilkan padi yang maksimal. “Gianyar siap menjadi tempat belajar sistem tanam IPAD BO dan sebagai daerah pengembang Bibit Sidenuk,” imbuh Agung Bharata.

Menristek Dikti, Prof. Drs H. Mohammad Nasir, M.Si, Ph.D  mengatakan bibit padi Sistem Dedikasi Nuklir (Sidenuk) merupakan hasil pengembangan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BTN), bibit ini sangat sangat cocok di lahan yang sempit sekarang serta bisa ditanam di berbagai musim. Saat tanam anakan Bibit Sidenuk juga bisa bertambah dari 50 hingga 70 helai. Jika dalam 1 hektar petani menghasilkan 9 ton hingga 12 ton gabah, biasanya dalam 1 Hektar biaya oprasional tidak lebih dari 2,5 ton gabah. Sehingga pendapatan petani lebih baik dalam setiap panen. Bibit Sidenuk dengan sistem IPAD BO juga irit air dan lebih tahan terhadap berbagai musim, sehingga bisa diandalkan ditanam dalam setaiap saat. “Kedepan kami akan selalu membuat teknologi yang bisa dimamfaatkan petani, dan kesejahtraan masyarakat khususnya petani bisa meningkat,” terangnya. (Humas Gianyar/Suar)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .