Pemkab Gianyar memberi apresiasi atas inisiatif Desa Pakraman Gianyar menggelar Dharma Shanti Penyepian Tahun Saka 1936, yang dipusatkan di Balai Banjar Teges, (5/4). Dharma Santhi yang mengusung semangat “Dengan Melaksanakan Swadharma Agama Kita Wujudkan Desa Pakraman Gianyar yang Harmoni dan Santi” dapat dijadikan contoh positif mengetahui proses maupun makna catur brata penyepian.
”Pemerintah Kabupaten Gianyar sangat mendukung kegiatan Dharma Shanti sebagai salah satu upaya melestarikan seni budaya dan sastra-sastra agama Hindu,” kata Asisten I Pemkab. Gianyar Cokorda Rai Widiarsa P. yang hadir mewakili Bupati Gianyar.
Ditegaskan, pelaksanaan Hari Suci Nyepi khususnya di Kabupaten Gianyar telah berjalan dengan tertib, aman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam kesempatan tersebut atas nama pemerintah menyampaikan terima kasih kepada seluruh krama Gianyar yang telah melaksanakan Catur Brata Penyepian dengan baik.
Ditambahkan, dharma santi juga upaya mempererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan, rasa menyama braya serta saling asah, asih, asuh, paras-paros salunglung sabhayantaka menuju Gianyar yang shanti dan jagadhita.
Sementara, pengurus Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Gianyar I Ketut Maruta dalam kesempatan itu memberikan dharma wacana mengenai makna dari penyepian mulai proses melasti, pangerupukan, tawur kasanga hingga penyepian. Menurutnya, makna penyepian kita diminta untuk mulat sarira (merenung/introspeksi) apa yang telah dan akan dikerjakan di masa datang.
Bendesa Pakraman Gianyar Dewa Made Geria mengatakan, pelaksanaan dharma shanti penyepian untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat Desa Adat Gianyar khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk menerapkan makna hari raya Nyepi serta mengimplementasikannya ke dalam sikap dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
Dharma Shanti yang dihadiri unsur muspika, prajuru adat, tokoh masyarakat dan krama di wilayah Desa Pakraman Gianyar, diisi dengan hiburan tarian dan bondres. Dharma Shanti ditutup dengan acara ramah tamah dan bersalaman saling maaf memaafkan. (Humas Gianyar/NGR WW)