[caption id="attachment_7312" align="alignleft" width="300"] sosialisasi KLA dan Pelatihan Fokal Poin Pengarusutamaan Gender (PUG) di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar, (17/2).[/caption]
Salah satu kriteria Kota Layak Anak (KLA) adalah tersedianya akses informasi yang layak bagi anak. Seperti pojok baca, taman cerdas, perpustakaan termasuk informasi penanggulangan bencana pada anak. Hal ini sejalan apa yang diharapkan Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata, saat membuka acara sosialisasi KLA dan Pelatihan Fokal Poin Pengarusutamaan Gender (PUG) di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar, (17/2).
Dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Gianyar keterlibatan anak-anak sangat diperlukan. Namun sebatas kapasitasnya sebagai anak dan tidak membahayakan keselamatan anak itu sendiri. Seperti memberitahu pihak yang berwenang ,jika melihat ada terjadi bencana. “ Anak juga perlu diberi sosialisasi penanggulangan bencana, seperti bagaimana cara menyelamatkan diri kalau ada banjir atau gempa bumi misalnya,” tegas Bupati Bharata.
Disamping itu, dihadapan para kepala SKPD dan undangan yang hadir, Bupati Agung Bharata menegaskan harapannya agar tahun ini atau minimal dua tahun lagi, Kabupaten Gianyar bisa meraih predikat Kota Layak Anak.
Dalam sosialisasi KLA ini, selain memaparkan tentang kriteria kota menuju layak anak, juga banyak terungkap harapan dan keluhan dari anak itu sendiri. Seperti yang diungkapkan salah satu anggota Forum Anak Daerah (FAD) Kabupaten Gianyar, Dewa Made Angga Dwi Payana. Siswa SMAN I Sukawati menyambut baik apa yang diharapkan Bupati Gianyar. Tanggap darurat bencana di kalangan siswa sangat dibutuhkan, untuk antisipasi agar bisa menyelamatkan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu ia mewakili rekan-rekan lainnya, sangat berharap Pemkab. Gianyar lebih memberikan perhatian pada kebutuhan anak muda seperti dirinya. Salah satunya adalah sarana olahraga, ia sangat menyukai olah raga skate board, namun fasilitas di terminal Kebo Iwa sudah rusak.
Kurangnya sarana transportasi untuk anak sekolah juga diungkap oleh Dewa Ayu Risma Kumala Dewi, siswa SMPN 2 Gianyar. dirinya dan kebanyakan teman lainnya, kesulitan mencari angkutan umum untuk pergi ke sekolah, hanya mengandalkan antar jemput dari orang tua. Jika terlambat dijemput, bisa sampai sore menunggu di sekolah. “Kalau bisa saya mohon disediakan sarana transportasi yang aman dan nyaman untuk anak sekolah,” ujarnya penuh harap.
Lain lagi yang diungkapkan A.A. Indah Krisnadewi, siswa SMAN 1 Sukawati Gianyar. Beberapa waktu lalu, ia pernah mendengar Pemkab. Gianyar akan membentuk Telepon Sahabat Anak (TeSA), ia sangat mengharapkan program tersebut cepat terealisasi. Berdasarkan pengalamanya, banyak anak yang membutuhkan konseling, namun tidak diketahui identitasnya . Masalah yang sering mereka hadapi seputar persoalan remaja sampai kekerasan di sekolah.
Menanggapi hal itu, Kepala PP dan KB Kabupaten Ginyar I.A. Putu Sri Ambari,SH.M.Si mengatakan, itulah tujuan diadakan acara sosialisasi KLA ini. Selain untuk membangun inisiatif dari aparat pemerintah dalam rangka transformasi konsep anak ke dalam kebijakan , program maupun kegiatan di masing –masing SKPD. Tujuan lainnya adalah untuk menampung aspirasi dari anak itu sendiri, apa yang benar-benar mereka butuhkan untuk kepentingan anak itu sendiri.
Di samping itu, I.A. Sri Ambari juga menjelaskan selain sosialisasi KLA pada kesempatan itu juga diadakan pelatihan Fokal Point Pengarusutamaan Gender. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan aparat dalam menyusun Analis Responsif Gender.
hadir pada acara sosialisasi Sekdakab. Gianyar I.B. Gaga Adi Saputra, Ketua BP3A Provinsi Bali, Kepala SKPD di Lingkungan Pemkab. Gianyar, guru BP dan FAD. Hadir sebagai nara sumber I Made Gde Partha Kesuma Setiawan, SSTP,M.Si, A.A Rai Kartika S.Sos,M.Kom , dari Badan Diklat Provinsi Bali. (Humas Protokol)