22 April 2015

Lahan Pertanian Salah Satu Jati Diri Warisan Leluhur

Kabupaten Gianyar kini sedang menjalani momentum penting, yaitu HUT Kota ke-244 sebagai Kota Pusaka. Bicara mengenai pusaka, tidak mutlak hanya berupa keris dan tombak. Sejatinya, warisan kebudayaan leluhur yang berwujud maupun tidak merupakan esensi sebenarnya dari kata pusaka. Lahan pertanian salah satu jati diri kebudayaan yang diwariskan leluhur, wajib diajegkan, sekuat mungkin, selama mungkin. Demikian diungkapkan Sekda Kabupaten Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra dalam penanaman padi perdana menggunakan metode S.R.I dan pupuk organik di subak Penyembulan, Desa Pejeng, (21/4).

Gus Gaga mengatakan, bangsa Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Terutama di Bali, sangat besar ketergantungannya terhadap sektor pertanian. Sebab, selain sebagai kebutuhan pangan, pertanian merupakan sumber kebudayaan. Jika lahan hijau tersebut habis, otomatis, budaya Bali akan ikut musnah.

“Saya apresiasi program (Bank Indonesia) BI yang konsen terhadap pertanian. Saya harap masyarakat Gianyar menyambut baik program penanaman padi ini. Hanya dengan cara seperti ini, kita dapat terlibat dan menyumbangkan segenap tenaga dan pikiran untuk tetap menjaga lahan pertanian, khususnya persawahan, bertahan dari virus alih fungsi lahan,”ujarnya.

Sekda mengungkapkan, dilihat dari perspektif ekonomi moneter, erat kaitannya dengan kebutuhan pangan. Beras adalah penyebab terjadinya inflasi harga perekonomian. Saat ini, kebutuhan secara nasional mulai tidak seimbang, produk menurun, konsumsi masyarakat meningkat. Syukur, di Kabupaten Gianyar telah surplus beras sebanyak 40.000 ton.

“Kita harus tetap fokus, agar surplus tersebut dapat dipertahankan,”ucapnya.

Lebih lanjut, Gus Gaga mengatakan, selain target swasembada pangan, pihaknya juga meminta BI dapat membantu mengembangkan urban farming, yaitu membantu keluarga miskin untuk pembibitan dan penanaman cabai di pekarangan. Pasalnya, cabai juga ikut andil dalam terjadinya inflasi.

“Semoga swasembada tercapai dan ketahanan pangan semakin kuat,” harapnya.

Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati mengatakan melihat besarnya potensi produksi beras di Kabupaten Gianyar. Pihaknya berencana mengembangkan klaster padi di Kabupaten Gianyar sebagai proyek percontohan peningkatan produktifitas. Sebagai tindak lanjut, BI telah mengembangkan demplot seluas 1 Ha di desa Pejeng dan 10 Ha di desa Tampaksiring.

Demplot tersebut, kata dia, akan ditanam bibit padi unggul TIOTI dan budidaya pertanian organik berbasis MA-11 (Microbacter Alfafa 11). Teknik tersebut, selain ramah lingkungan, juga dapat menghemat penggunaan air (20-30% dari metode konvensional), benih (5-7 Kg/Ha) dan waktu tanam (bibit muda yang ditanam usia 7-10 hari pasca samai).

“Kami berharap pengembangan demplot dengan metode SRI dan organik dapat meningkatkan produksi padi di desa Pejeng, serta biaya produksi dapat ditekan, sehingga kesejahteraan petani akan meningkat,” kata Dewi.

Dalam penanaman tersebut, Sekda Gus Gaga,  Dandim 16/16 Gianyar Letkol Rachmad Pudji Susetyo, Kepala Dinas Pertanian Gianyar Gusti Dewi Hariani, Direktur BI Provinsi Bali Dewi Setyowati, beserta jajaran terjun langsung menanam bibit padi. (Humas Gianyar/ari)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .