Puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2014 Provinsi Bali dilaksanakan di Kabupaten Gianyar. Acara Harganas ke-21 yang perayaannya dihadiri ratusan warga ditutup penampilan Sendratari “Arjuna Sastra Bahu” yang menceritakan bahwa pendidikan tidak membedakan kondisi fisik seseorang. Sendratari dibawakan puluhan seniman disabilitas dari Yayasan Kesayan Ikang Papa Gianyar di Balai Budaya Gianyar, (12/8).
Harganas ke-21 Provinsi Bali dihadiri Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat yang diwakili Deputi Bagian Pengendalian Penduduk, Wendy Hartanto, Gubernur Bali diwakili Sekda Provinsi Bali, Cokorde Ngurah Pemayun, Ketua DPR Gianyar, I Made Wardana, Wakil Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, Sekda Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra, jajaran SKPD Gianyar, dan instansi terkait kabupaten/kota se-Bali. Turut hadir pula 85 instansi dan perorangan penerima berbagai penghargaan kependudukan se-Bali dan juga ratusan warga lainnya.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP & KB) Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Putu Sri Ambari mengatakan perayaan Harganas Provinsi Bali yang dilaksanakan di Gianyar merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Gianyar. Keberhasilan Provinsi Bali dan Gianyar dalam berbagai kegiatan keluarga merupakan prestasi yang harus ditingkatkan kedepannya. Keberadaan keluarga merupakan tempat terdepan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, berbudaya, berjiwa gotong-royong sehingga kesejahtraan masyarakat bisa terwujud. “ Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan Provinsi Bali kepada Kabupaten Gianyar dalam menyelenggarakan puncak Harganas ke-21 tahun 2014, hal ini sekaligus dipergunakan sebagai motivasi jajaran Pemkab. Gianyar dalam usaha mensejahtrakan keluarga dan masyarakat,” terang Dayu Ambari.
Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Panitia Harganas Provinsi Bali, Ny. Ayu Pastika mengatakan, Harganas yang jatuh pada 29 Juni merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu dan komperhensip dalam berbagai penganganan masalah kependudukan. Sehingga tujuan kesejahtraan keluarga secara nasional bisa terwujud. Penduduk dalam konteks pembangunan merupakan faktor penentu suksesnya pembangunan, seharusnya kependudukan dijadikan subjek pembangunan buka sebaliknya.
Deputi Bagian Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat, Wendy Hartanto mengatakan kenaikan penduduk Bali 2,15 persen tahun 2014 merupakan salah satu hal yang patut diperhatikan, diakui memang kesejahtraan penduduk dan juga tingkat perekonomian Bali cukup bagus. Namun, keseimbangan laju penduduk baik dari jumlah angkatan kerja, taraf kesehatan, pendidikan, agar bisa memenuhi target ideal di 2045 mendatang. Pertumbuhan penduduk Bali yang pesat mengaharuskan juga tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, bila perlu bisa menyediakan lapangan pekerjaan. Jakarta, Bali dan Jogja merupakan daerah yang paling sering didatangi penduduk produktif dan menetap di daerah tersebut. Itu merupakan tugas berat bagian kependudukan agar dan juga bagian KB agar di hari “Harganas seperti ini tidak hanya dirayakan secara seremonial semata, namun ada efek yang dihasilkan bagi masyarakat agar membentuk keluarga kecil sejahtra dengan 2 anak,” pungkas, Wendy Hartanto. (Humas Gianyar/Suar).