15 August 2014

Dua Seniman Gianyar Raih Silpakara Nugraha Provinsi Bali

Dua putra terbaik Gianyar berhasil meraih penghargaan Silpakara Nugraha Provinsi Bali tahun 2014 ini. Penghargaan Silpakara Nugraha katagori Kratifitas Masyarakat diterima oleh I Made Sidia,SSp.M.Sn dan I Wayan Puja  dan diserahkan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika bertepatan dengan Upacara HUT Pemerintah Provinsi Bali ke -56, di Lapangan Puputan Niti Mandalan Renon Denpasar, (14/8).

Silpakara Nugraha yang diberikan merupakan motivasi dan meningkatkan kreatifitas di berbagai bidang oleh masyarakat Bali. Dimana karyanya turut serta menghidupkan kepariwisataan serta pembangunan baik ekonomi maupun sosial masyarakat Bali. Penghargaan diberikan rutin tiap tahun kepada masyarakat yang mampu melahirkan inovasi-inovasi diberbagai bidang yang bermanfaat dan memberi nilai tambah serta berdampak positif bagi lingkungan sehingga layak diberi penghargaan.

Seperti I Made Sidia asal Br. Bona Kelod Kecamatan Blahbatuh Gianyar, siapa yang tidak kenal dengan seniman satu ini. hasil- hasil karya sudah diakui di dalam maupun luar negeri. Salah satu karyanya yang paling spektakuler adalah seni pertunjukan teater Bali Agung yang merupakan perpaduan seni drama tari tradisional Bali dan teater modern di Bali Safari and Marine Park. Disamping misi kesenian, pementasan teater Bali Agung juga mengemban misi pengetahuan dan ekonomi. Dari cerita yang ditampilkan, Sidia berharap penonton mendapat pengetahuan tentang salah satu episode dalam sejarah Bali.

Penerima penghargaan Silpakara Nugraha lainnya I Wayan Puja tak kalah kiprahnya di bidang seni. Bergerak di bidang seni kerajinan batu badas, seniman asal Br.Tempekan Seraya Dusun Mukti Desa Singapadu Kec. Sukawati ini lebih memfokuskan diri dengan pembuatan patung dengan teknik Casting. Di Desa Singapadu, I Wayan Puja dikenal mempelopori penggunaan teknik casting dalam mereproduksi patung. Reproduksi patung dengan teknik casting yang berkembang di Desa Singapadu merupakan terobosan yang cukup signifikan dalam mempersingkat waktu dan menekan biaya produksi, sehingga patung yang dihasilkan mampu bersaing di pasar. “  Istilah reproduksi dipakai karena teknik ini bersifat membuat tiruan dari model atau master cetakannya telah dibuat sebelumnya,” kata I Wayan Puja .

Sebelum I Made Sidia dan I Wayan Puja, ada beberapa seniman Gianyar yang terlebih dahulu mendapat penghargaan serupa. Salah satunya pada tahun 2009 penghargaan Silpakara Nugraha diraih oleh I.B Adnyana dari Blahbatuh dengan karya inovatif alat tenun tradisional dengan sistem kartu, tahun 2010 diraih oleh I GUsti Nyoman Buleleng asal Br. Bona Kangin Blahbatuh dengan karyanya modifikasi alat tanam benih langsung (Tabela), tahun 2011 yang mendapat penghargaan adalah I Wayan Sidja asal Br. Bona Kelod dengan wayang Arja dan di tahun 2012 adalah I Wayan Damai asal Br. Tunon Singakerta Ubud dengan TOGA turus lumbung Puri Damai.

Sementara itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar, I Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan, kegiatan penilaian dilakukan terhadap kelompok pengerajin yang selalu berkreatif dan berinovasi yang karyanya secara nyata berhasil memajukan teknologi terapan yang teruji dan terbukti manfaatnya bagi masyarakat luas.(Humas Gianyar/eni)

Tentang


Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Portal Layanan


Kontak Kami


Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .