07 September 2015

Dekranasda Kab. Gianyar, Dorong Pengerajin Berinovasi

Bagi sebagian pengerajin kecil atau UMKM di Kabupaten Gianyar terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, tidak terlalu berdampak buruk. Pasalnya sebagian besar transaksi mereka menggunakan mata uang dolar. Hal ini terungkap pada kunjungan Dekranasda Provinsi Bali ke sejumlah pengerajin di Kabupaten Gianyar, (7/9).

Diawali di pengerajin tenun cagcag di Br. Gede Desa Batuan Sukawati Gianyar, Sekretaris Dekranasda Ny. Made Suwastini didampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Adnyani Mahayastra melihat produksi kain songket dengan warna alam dan kain bebali. I.B Made Adnyana pemilik kerajinan tenun cagcag menuturkan tenun songket dengan warna alam ia mulai sejak 3 tahun lalu, dengan modal nekad. Pasalnya kain songket warna alam cukup sulit prosesnya dan harganya terbilang mahal berkisar Rp 6 juta hingga Rp. 10 juta per lembar kain. Namun meskipun begitu, pemasaran tidak terlalu sulit karena mempunyai pangsa pasar tersendiri yaitu para penggemar kain songket dan kolektor kain dari dalam maupun luar negeri. I.B Adnyana juga memanfaatkan ajang PKB yang difasilitasi Dekranasda Kab. Gianyar untuk mengadakan pameran.

Namun demikian,  usaha yang ditekuninya ini bukan tanpa hambatan sama sekali, yang paling dirasakannya adalah kurangnya tenaga penenun kain songket. Generasi muda sekarang malas bekerja sebagai tukang tenun, mereka lebih memilih kerja di pariwisata atau penjaga toko.

Hal senada juga diungkapkan oleh Putu Sudi Adnyani pengerajin perhiasan perak, Bara Silver Jewelry di Desa Celuk Sukawati Gianyar. Imbas terpuruknya rupiah tidak terlalu berpengaruh pada industry kerajinan perak miliknya. Hanya beberapa item perhiasa saja yang harus ia hentikan produksinya sementara, menunggu stabilnya mata uang rupiah seperti perhiasan dari batu alam semacam giok, batu jade dan sejenis lainnya. Pasalnya batu-batu tersebut harus dimport dari luar.

Selain itu, untuk meningkatkan pemasaran selain memanfaatkan pameran yang fasilitasi oleh pemerintah, pihaknya di Bara Silver juga membuat trobosan pemasaran dengan one stop shopping logam. Artinya, wisatawan datang berbelanja ke tempat tidak hanya bisa membeli perak atau emas saja, namun juga tersedia berbagai perhiasan berbahan logam semacam , alpaka dan lain-lainnya.

Sementara itu Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny. Adnyani Mahayastra salut dengan inovasi yang dikembangkan para pengerajin Gianyar baik dari desain, motif atau trobosan pemasaran. Namun demikian, pihaknya di Dekranasda tetap secara rutin memberikan pembinaan pada pengerajin serta membantu pemasaran melalui even-even pameran baik lokal maupun nasional. bahkan sering dalam setiap kunjungan melibatkan para desainer, untuk membantu para pengerajin untuk menciptakan motif ataupun desain yang lagi diminati di pasaran.

“ Kami juga rutin melakukan kunjungan ke berbagai pengerajin di Kabupaten Gianyar, untuk mengetahui lebih dekat permasalahan yang mereka hadapi untuk kemudian membantu mencarikan solusinya,” jelas Ny. Adnyani Mahayastra.

Terkait dengan sedikitnya minat generasi muda bekerja sebagai penenun, Ny. Adnyani Mahayastra sudah menyadari hal tersebut. Dekranasda Kabupaten Gianyar ke depan juga sudah memiliki rencana memberikan pelatihan menenun pada siswa SMK di Gianyar, agar mereka mengenal dan mencintai profesi sebagai penenun. Menurut Ny. Adnyani Mahayastra jika tidak dikenalkan, lama kelamaan tradisi menenun kain akan punah dan tergantikan dengan mesin. (Humas Gianyar/Eni)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .